“Kalau ia benar-benar ingin kembali kepadamu, saya tak mempersoalkannya …”
SAYA menyimak muka Adelia dengan seksama. Mimik yang datar, tanpa emosi, tanpa pretensi. Saya menjadi kikuk. Kue pisang yang tinggal separuh itu menggantung di udara, urung menghambur ke rongga mulut saya.
“Kau lagi ngomong apa?” Saya membohonginya karena saya tahu arah pembicaraan ini.
“Saya tahu kau rutin berkomunikasi, rajin mengiriminya SMS atau membalasnya.”
Malam yang diresapi gerah udara, meski di luar sana dingin menyengat tulang. Adelia menggumamkan sesuatu, tapi tak jelas di telinga. Ia tengah marah. Saya tahu dari cara duduknya yang kaku. Rokoknya menjilati asbak, menciptakan belang hitam di bibir asbak itu. Dan ia membiarkannya.
Kami diam membeku. Televisi memancar, tapi kami tak tergoda mengubah tayangan. Remote control entah dimana kini teronggok.
“Saya ingin bicara sejujur-jujurnya … “
“Jujur bahwa kau masih menyisakan cintamu padanya?” Ia menyela dengan sengit.
“Jujur bahwa saya tak lagi menyisakan cinta saya padanya.”
“Omong kosong!”
“Sumpah!”
“Tak perlu sumpah untuk membuktikannya.”
“Lalu saya harus ngomong apa lagi?”
“Kasih alasan mengapa kau tak mencintainya lagi. Katakan sekarang!”
Saya menghela napas. “Oke. Dia telah melukai hati saya. Dia menorah hati saya dengan belati lewat caranya meninggalkan saya. Ia lari dari saya, menggondol beberapa hal yang amat berharga dari saya, kemudian menikah dengan pria lain selagi saya masih mencintainya. Ia perempuan yang menciptakan bilur luka maha dahsyat yang barangkali saya bawa mati rasa sakitnya … “
“Itu sudah kau bilang pada saya berkali-kali.”
“Saya mencintaimu, karena kau mengembalikan banyak hal yang dicuri oleh Nana! Kau malaikat penolong saya, membuat saya hidup kembali setelah mati! Cukup?”
Kami bersitatap. Lalu luruh dalam pelukan yang amat erat. Pelukan yang tak renggang barang seinci hingga pagi tiba.
15 komentar:
Pelukan yang tak renggang barang seinci hingga pagi tiba.
WOW!
Jadi, cinta itu walaupun tadinya hilang, (pernah hilang ga siy?) akhirnya bertaut kembali dan menjadi lebih indah ya? (^_^)
Saya berpikir ttg 'rasanya' hidup lagi setelah sekian lama merasa mati itu, pasti rasanya luarbiasa.
Hmm.. memang bunga2 itu sekedar lewat ya pak, tapi yg sejati tetap menjadi yg sejati juga.
KEREN.
nanananananananana......:)
ku tau dia....
nanananananananana......;p
perempuan itu sosok yang pernah menjadi bahan tertawa kita, bukan bang?
saya tau Nana itu.
apakah ini cinta yang terpendam?
Nana? perasaan pernah denger nama ini? rambut dicat merah itu mas? yg sering nongkrong di mobil mas sambil baca majalah itu? apakah masih hidup dia? hihihihihiqiqiq .. **kabur sejauh jauhnya, takuuuttt**
Nana hotel horison itu? wow, masih ada hubungan yak? bukankah dia udah merid bos? punya anak kembar kl ga salah. buat nyonya Arief, jng khawatir mba, mas Arief cengengesan tapi cukup setia kok. saya jamin min!
oalah kang, rame gara-gara nana? wislah, dia telah mengkhianatimu.
HIDUP LAKI-LAKI!
hmmm ...
oalah, ternyata semua pernah dicurhati soal nana tho?
rahasia umum donk!
*hihihihi*
haiya, ini true story to?
lho comment nya nana kok dihapus?
dia kan mengharap balik tuh. dia kan cinta mati sama dirimu.
rame.. rame!! komennya rame!!
nana memang hebat!!
*lah.. emang anaknya kembar ya bang?*
Mas..kalo benar cerita hidup mas,sungguh beruntung Adelia,seorang yg mendapatkan cinta mas.
Posting Komentar