Search

30 Des 2008

TAK PERLU PERAYAAN TAHUN BARU


SAAT orang-orang sibuk dengan tahun baruan, saya tenang-tenang saja. Saya hanya akan nonton TV, memutar DVD, atau menyalakan playstation tatkala handai taulan dan kawan meniup terompet pada pukul 12.00 malam.

Apalah arti tahun baru? Apalah makna pergantian tahun? Apa, sih, yang istimewa?

Bagi saya tak beda dengan hari-hari biasa. Semua hari sama. Semua terdiri dari 24 jam. Mungkin yang membedakan adalah angka di kalender, dari 2008 menjadi 2009.

Seumur-umur saya tak pernah merayakan ulangtahun. Cuma, terkadang, istri mencium kening saya secara tiba-tiba, pagi saat saya masih berkubang selimut. Juga kadang teman-teman kantor riuh rendah mengucapkan selamat ultah. Tahu-tahu ada tumpeng atau kue bermotif bola di meja rapat, dan saya dipaksa meniup lilin, kemudian foto-foto.

Sebaliknya, saya juga jarang menyelamati istri, Ibu, Bapak, mertua, ipar, keponakan, adik-adik, famili, kawan, atau siapapun yang berulangtahun. Tradisi latah yang menurut saya hanya pemborosan belaka karena ketika tanggal lahir tiba, seseorang mendadak panik karena bakal ditodong kawan-kawannya untuk makan bersama. Kalau ada duit, beres urusan. Nah, bagaimana jika dompet sedang kempes? Tak jarang, kata seorang teman, ia perlu mengutang untuk mentraktir sate kambing atau MCD bila ultahnya tiba!

Saya memang anti yang latah-latah. Saat ulangtahun tiba, dan kemudian mendadak kawan-kawan menodong traktir, saya biasanya bilang: “Loh, bukannya saya yang harus ditraktir karena usia saya berkurang setahun?

Tahun baru tak ubahnya tantangan baru. Bakal banyak setan bergentayangan di depan sana, dan kita harus menaklukkannya. Mengapa perlu diramai-ramaikan?


10 komentar:

Yudhi Gejali, dr. mengatakan...

Salam Kenal mas Arief.
Saya blogger pemula yang belajar blogging nih.
Say setuju dengan Informative and Educative purposes of blog..

But the content of blog itself is free, according to the author, isn't it?

Mengenai tahun baru ga perlu diramaikan, saya pikir lebih tepatnya bukan diramaikan, tapi disyukuri dan bergembira bersama. Charging energy to face the next year challenge. Nothing wrong about it. Asa jangan berfoya-foya aja.

Hehe..
Mas, blogwalk ke tempat aku yah.
And ijin buat linking.

Amalia Hazen mengatakan...

no koment... he he
yang aku athu waktu tidak pernah ganti baju... tetap 24jam yak..
selalu syukuri yang telah ada ya pak..

Anonim mengatakan...

setuju dengan Amel, ukuran waktu tak berubah, hitungan hari dan bulannya juga tak berubah. yang berubah adalah siyuasi dan tantangannya. jadi justru 'muhasabah' atau introspeksi-lah yang justru kita butuhkan. semacam permenungan untuk merejuvenasi kembali semangat hidup, kegairahan dan actionplan menghadapi hari besoknya...

salam hangat dr semarang Kang..

Miss G mengatakan...

Saya suka tahun baru, saya suka juga tahun lama, saya menyukai kedua-duanya dan saya menganggap perpisahan dan pergantian sebagai momentum yang patut untuk dirasakan, diselami, dihirup dengan sepenuh jiwa, sehingga hidup jadi lebih hidup (^^,) Ada tanda-tanda waktu yang menurut saya ga mau saya biarkan begitu saja, dan dengan semakin bertambahnya umur, saya semakin menyadari betapa berharganya detik-detik yg saya lewati, dan karena itu maka saya tidak mampu melewatkannya tanpa perduli.

Selamat menjelang tahun baru pak... main PS dan nonton TV kan bisa setiap hari, tp tonggak pergantian tahun ga terjadi setiap hari.

Thanks for being my friend (walopun temen yg aneh, hihihi...)

Yudhi Gejali, dr. mengatakan...

geleng-geleng aja.
Peace..peace...
Mbak G peace...
Mas Arief peace...
hehe

Anonim mengatakan...

berarti G akan dapat 2 teman aneh. :D
karena sayapun tak pernah mengistimewakan tahun baru. bagi saya, sama saja. seperti halnya ulang tahun, dll.

hehe....peace juga

Anonim mengatakan...

betul itu...tahun baru bagiku biasa2 aja. palingan minum segelas champagne dan menikmati sepotong kue tart. tapi kalo kebiasaan ultah di amrik beda, rief. bisa dibilang istimewa. biasanya yg ultah tenang2 aja dan bakalan ditraktir sama temen2....enaaak kaaan

Arief Firhanusa mengatakan...

Nah, itu lucunya, Nit, di Indo justru yg ultah yang dompetnya langsung jebol ...

goresan pena mengatakan...

yang pertama... saya sepakat. saya pun tak suka yang latah..

tahun baru... seumur hidup merayakannya baru 2 kali. pertama waktu masih SMP, itupun karena mengisi suatu acara, yang kedua, tahun 2004/5. itupun karena ngemsi. kalo' enggak...ya sukses di rumah..

tapi tahun ini lucu deh...

sukses semaleman gak tidur walau di rmh aj, nonton dan ditemani langkah2 kaki di genteng rumah... sumpah deh....hehhehehe...pake buka jendela n masuk kamar atas lagi...heheheheh.....

Anonim mengatakan...

setuju sekali nih...saya jg termasuk orang yg tidak suka merayakan itu semua...esensi peristiwa2 itu kan seharusnya perenungan hidup bagaimana agar lebih baik...klu pun dirayakan dgn berbagi dgn orang lain yg memang membutuhkan rasaanya itu lebih bermakna