Search

2 Des 2008

AWARD (dan bagaimana saya harus bersikap)


PEKAN silam, Hellen (alamat blognya bisa Anda klik dari banner “Hellen’s Place” di sidebar blog saya) menulis pesan di buku tamu: “Saya ada award untuk Mas. Diambil ya dari blog saya.”

Saya senang tetapi panik. Senang, pasalnya istilah "award" membuat dada saya berdentum hebat. Berulang-ulang ikut sayembara mengarang (novel, cerpen, novelet) saya memimpikan “award”. Tapi mimpi itu masih membentur tembok.

Award, bagi saya, tak ubahnya penghargaan dan anugerah yang sakral, lebih dari sekadar piala tarik tambang, sebagaimana Foo Fighters, Mariah Carey, BB King, Celine Dion dan John Mayer yang bakal menerima penganugerahan Grammy Award pada 3 Desember 2008 besok di Nokia Theater LA Live di Los Angeles dalam Pre Event Grammy Nomination Concert yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi CBS.

Di jagat perfilman dikenal Academy Award, yakni penghargaan selangit untuk film terbaik di kolong langit serta tetek bengek komponennya yang dibubuhi piala bernama Oscar.

Nah, mengapa panik? Terus terang saya gagap bagaimana menghargai apresiasi teman untuk urusan “award” ini. Membuat icon/logo/gambar award (tentu tak sekadar meng-kopas dari Google) perlu kerja keras. Memutuskan kategori (“persahabatan”, “kesetiakawanan”, dll) juga butuh mengerutkan dahi. Mengalamatkan kemana award ditujukan juga perlu berpikir kencang. Padahal saya tak akan memasang icon tersebut! Karena itulah saya serba salah. Tapi saya mencoba kukuh dengan sikap saya.

Saya tersanjung, tetapi juga bingung. Lebih-lebih setelah Hellen, ada juga Ziezie yang memberi penghargaan serupa. Diam-diam saya membatin, ada apa dengan saya sehingga perlu diberi award?

Saat pertama membuat blog, 2006, saya hanya ingin membuka buku harian. Saya menulis apa saja. Saya menoreh apapun yang saya suka. Saya tak peduli tulisan itu dibaca atau tidak, dicueki atau dikomentari, dibuka atau angin lalu saja.

Sampai detik ini saya juga tak terlalu mewajibkan diri naskah saya dibaca orang lain, atau dikomentari siapapun. Saya menulis, hanya menggores noktah yang hinggap tak terkendali di kepala, dan merasakan orgasme sesudah tertuang. Direspon syukur, tidak juga bukan masalah.

Itu mengapa saya tenang-tenang saja biarpun di setiap postingan saya hanya memperoleh 10 komentator. Amat jauh dibanding blog-blog lain yang satu postingan enteng saja dikomentari 40 orang!

Lalu mendadak saya dikenalkan dengan tradisi award. Entah sejak kapan budaya itu menyelinap di kalangan blogger, namun saya menengarai bahwa kebiasaan menganugerahi kawan itu banyak dilakukan oleh para blogger cewek. Paling tidak, prosentase pria untuk urusan kirim mengirim award itu kecil.

Bagi saya sesungguhnya, award terbesar adalah bagaimana orang tersenyum senang setelah membaca tulisan saya. Tidak lebih, tidak kurang!

Toh saya bukan orang yang tak tahu berterima kasih. Sebab itu, terima kasih tak terhingga untuk Hellen atau siapapun yang bersiap-siap memberi saya award, kendati hampir pasti logo award (yang lebih terkesan main-main itu) tak saya pasang di sidebar. Maaf seribu maaf.

11 komentar:

Anonim mengatakan...

Blog saya lebih miskin komentar. Kadang hanya 3 sd 5, tetapi tak jarang juga sampai 20an. Nggak masalah, Mas. Terus aja menulis.


Soal award, nggak ada juga kewajiban buat memasang di side bar. Itu juga yang saya lakukan ketika menerima hal serupa. Saya tidak akan pernah memasangnya, karena konsep blog saya yang minimalis, tanpa aksesories apapun di sidebar.

Salam kenal :)

Arief Firhanusa mengatakan...

Wow, komentar pertama yang amat saya tunggu-tunggu nada bijaknya. Makasih, kawan. Salam kenal juga.

Miss G mengatakan...

Huhuhu...award-ku juga blum kau ambil, tp mmg tidak ku beritahu kepadamu ya?

(^^,)

Terus menulis, your blog makes my heart sings (^_^)

Anonim mengatakan...

blog sampeyan bikin saya selalu orgasme bang..

*saya bingung award model apa yang kelak harus saya kasih*

Arief Firhanusa mengatakan...

Jangan manjakan orgasme di blogku, blue, karena sesungguhnya blogmu pun penuh dengan derit dan erangan kreativitas dan kejujuran.

Anonim mengatakan...

kalo soal komentar banyak itu gampang kok rajin2 aja blogwalking dan ninggalin komen di blog orang lain, dijamin bakalan bisa menangguk 40-50 komen per posting...nothing special lah, semua blogger bisa ngelakuin hal yg sama

soal komen menurutku juga gak ada hubungannya dg bagus tidaknya sebuah tulisan. ada yg tulisannya bagus tapi komen dikit krn jarang mengunjungi blog lain

lagian coba liat deh, dr komen yg mencapai 40-an misalnya, palingan komen yg nyambung dg isi tulisan gak lebih dr 10 :D

Amalia Hazen mengatakan...

anti kemapanan..
ya wes kang ..ra usah di ambil, simpan saja dihati.. begitu.
Minimal anda sdh tau ada yg perhatian thd karya anda..

Ayik dan Ernut mengatakan...

(ayik)
jangan khawatir Mas, saya bukan blogger yang gemar membagi award...saya cuma blogger yang mencoba membagi cerita2 ringan dalam keseharian, tak kurang dan tak lebih...

Anonim mengatakan...

Jangan khawatir mas, award merupakan sebuah penghargaan dan simpati dari seseorang yang respon dengan blog kita. Salah satu tujuannya mungkin untuk lebih mempererat jalinan persaudaraan dengan rekan sesama blog. Bukan sebagai penghargaan yang sifatnya kompetisi.

goresan pena mengatakan...

ah mas...dilema inilah yang juga saya rasakan...
saya juga gak tau musti bagaimana dengan award2 yang diberikan. apa yah...
mungkin karena persepsi kita tentang sebuah penghargaan adalah sesuatu yang harus diraih, diperjuangkan dengan kerja keras...ya kan? mungkin award itu adalah sebuah dedikasi untuk usaha keras yang dilakukan...sementara untuk blog sendiri...saya rasa hanya sebatas 'catarsist', walau saya juga berusaha menulis dengan etika dan jujur, syukur2 bisa dinikmati apalagi berguna.

bukan karena tidak menghargai pemberian itu yah mas...hanya aja, kok ya seperti masih ada yang ngganjel...

hehe, malah curhat neh..

Anonim mengatakan...

pada karo sampeyan, mas.
aku sedih malah, kalo dikirimi award2 itu. bukannya aku kemaki kalo nggak tak pasang, ning nek tak pasang aku sing malah sedih blogku dadi aneh, hehe....
paling cuma ndodok lawang yg ngasih, uluk salam, bilang terima kasih karena sudah diperhatikan. wis, gitu thok !