Search

9 Nov 2008

KACA CERMIN TUKUL


SAYA tak kenal Tukul, meski sama-sama Semarang. Beberapa kali kami menghubungi, tapi selalu yang ber-”halo” adalah asistennya. Sampai “Empat Mata” dibredel KPI, cuma sekali media kami memuat wawancara eksklusifnya. Itu terjadi ketika ia menyanyi di launching Daihatsu Grand Max di halaman sebuah mal Semarang.

Saya penyuka Tukul. Ia lucu tanpa dikarbit. Namun belakangan banyolannya garing, segaring “Empat Mata” dengan seting panggung baru yang tampak asing.

Pagi, di kantor, usai membaca berita pembredelan “Empat Mata”, seorang teman berkomentar nyinyir: “Iya saja ditutup, lha wong ratingnya mulai turun. Jangan-jangan Trans7 kongkalikong dengan KPI, seolah-olah terjadi pembredelan gara-gara bintang tamunya Sumanto dan orang makan kodok. Padahal sebenarnya “Empat Mata” mulai kehilangan iklan.” Semoga ini tuduhan ngawur.

Tukul, boleh jadi, akan dicatat sejarah. Ia menjadi motivator, disengaja maupun tidak. Nyaris setiap tayang ia mengajak untuk bersemangat bagi orang-orang yang dibelit nasib. Ia menciptakan kaca cermin yang memantulkan perguliran alam, dari buntung ke untung, dari limbung ke melambung.

Tetapi “dari tanah akan kembali ke tanah”. Honor Rp 20 juta perepisode “Empat Mata” sudah cukup untuk investasi jangka panjang baginya. Jikapun sesudah “Empat Mata” ia tak lagi lucu, Tukul akan tetap abadi.

9 komentar:

Anonim mengatakan...

aku bisanya nonton mas Tukul lewat you tube jadi ndak teratur nontonnya , tapi memang lucu kok beliau apalagi kalau ngomongnya pakai bhs inggris

met wiken ya

Anonim mengatakan...

Tukul emang garing akhir-akhir ini. pdhl doi jd obat stress sebelum ngantuk. yowislah, maybe nanti ada tukul2 yg laen

Anonim mengatakan...

tukul? kadang seneng kadang enggak. abis dia narsis dan maen colak volek. tapi jujur dia lucu kok

Miss G mengatakan...

Saya tuh payah kalo ditanyain soal tontonan di tipi, soalnya jarang banget nonton tipi kecuali filem anak2... Ini kenyataan, hehe..jadi susah mo ngomentarin Tukul, tapi pastinya dia lucu, karena saya inget adek ipar saya sampe ngakaknya kenceng banget waktu nonton Tukul-show (^^,)

Wiiy...20 juta per-episode, hmm... saya mau dong jadi Tukul.. (^^p)

Anonim mengatakan...

Harusnya tontonan juga berfungsi jd tuntunan. Empat mata bagus, tp Tukul centris.

Anonim mengatakan...

Tukul menurutku ngga lucu, yang lucu tampangnya, hahaha

Anonim mengatakan...

syukur kl ga tayang lagi. abis tukul suka towel-towel seh. balik aja maen komedi tengah malam, hihihihih

Anonim mengatakan...

seperti Warkop DKI, Bagito, Patrio, Benyamin S dsb, Tukul pun akan mengalami masa surut kejayaan. Tak bisa semua orang berada di puncak. Nah, mungkin saat ini Tukul telah berada dalam antiklimaks. Selamat pensiun, Mas Tukul.

Riema Ziezie mengatakan...

dulu suka krn memang bener2 lucu dan ga dibuat2