Search

2 Mei 2008

KUNCINYA: MEMANAGE WAKTU!


JUDUL “MENJADI IMPOTEN” di blog ini (lihat tulisan di bawah) mendapat respon yang sama sekali tak saya duga. Mereka rata-rata mem-buzzz saya melalui YM dan kemudian komentar, bahkan ada yang menasehati, meski ia (yang menasehati ini) umurnya di bawah 30 (alias jauh di bawah saya, hehehe).

Sofian, misalnya, ia memandang saya sedang kelelahan. “Bang, lagi stress ya? Pasti karena begadangnya itu yang bikin sampean mendadak gelisah,” ujar wartawan di lingkungan Jawa Pos itu.

Lalu Mukti. Ia ini kuliah di ITB Bandung. Dulu sering hang out bareng sama saya. Ia bilang: “Walah pakde-pakdeeee … Wistho,, jalani aja yg ada di depan mata. Mengalir wae mas.”

Ada juga rekan di Indomedia yang sontak bilang begini: “Mas Arief pasti kurang bisa memanag waktu. Nulis cerpen kan bisa malam. Lagian siang waktu rehat juga bisa disambi-sambi.”

Yang paling ekstrem Hasan Fikri sendiri, yang menelepon saya sehingga melahirkan blog berjudul “Menjadi Impoten” itu. “Hehehehe .. memang betul sampean jadi mandul dalam penulisan fiksi, tapi kan sebenarnya berkarya itu bisa lewat apa saja. Mungkin proses kreatif juga bisa sampean petik dari pekerjaan yang sekarang sampean geluti.”

Sedikit mirip dilontarkan Retno Damayanti. Ia penulis cerpen asal Malang. Dia bilang: “Mas-mas, saya kira kalau menulis cerpen atau novel itu tujuannya untuk mencari honor, itu juga termasuk kapitalis loh. Mosok sampean ngga mengharap bayaran dari menulis di suratkabar? Hayo, ngaku!”

Nah, terjawab sudah. Saya memang belum lulus untuk memanag waktu! Oke all, terima kasih atas saran-sarannya. Horas bah!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

bang, tolong kau kirim aku alamat YM mu itu? nuwun