Search

16 Okt 2008

DEALOVA, ZIKIR, DAN RINDU ALLAH


Mas, ada lagu bagus. Judulnya Dealova, yang nyanyi Once.”

Begitu SMS yang dikirim seseorang, beberapa tahun silam, ketika saya berada di Pekanbaru untuk suatu liputan.

Di SMS berikutnya ia sisipkan sepenggal lirik: ... Kau seperti nyanyian dalam hatiku yang memanggil rinduku padaMu. Seperti udara yg kuhela, Kau selalu ada ...

Saya sempat cueki SMS ini. Tetapi paginya, saat jalan-jalan di emperan mal di sana, sayup-sayup terdengar lagu ini di lapak CD bajakan. “Loh, kok enak?” Batin saya.

Seperti halnya lagu-lagu Once lain, saya pikir ini syair cinta biasa. Tapi saat tahu Dealova digubah oleh Opick yang setengah dai, saya segera sadar bahwa lagu itu tentu memuat persentuhan dengan Allah. Benar saja, saat diresapi dalam kamar remang-remang, Dealova yang kemudian difilmkan dengan bintang Ben Joshua, Jessica Iskandar, dan Rizky Hanggono itu adalah lagu religi.

Fakta ini menggugurkan asumsi yang telanjur beredar bahwa syiar Islam hanya disenandungkan Bimbo melalui Tuhan (70-an) yang bait pertamanya seperti ini: Tuhan, tempat aku berteduh, dimana aku mengeluh dengan segala peluh.

Selain Tuhan, Bimbo juga menciptakan sederet lagu religi apik macam Rindu Rasul, Sajadah Panjang, Bermata Tapi Tak Melihat, dan sebagainya.

Lalu dekade berikutnya Novia Kolopaking melegendakan lagu Dengan Menyebut Nama Allah (dan belakangan disuarakan kelompok Warna). Nukilan syairnya seperti ini: Serahkanlah hidup dan matimu, serahkan pada Allah semata, serahkan duka gembiramu, agar damai senantiasa hatimu.

Dewasa ini, Dealova tidak sendiri. Kalau mau jeli, kita memetik aroma religi dari Sandaran Hati, besutan kelompok Letto. Coba simak lirik berikut yang bernuansa zikir:

Kaulah sandaran hati
Inikah yang Kau mau, benarkah ini janjiMu
Hanya Engkau yang kutuju
Pegang erat tanganku, bimbing langkah kakiku

Aku hilang arah tanpa hadirMu, dalam gelapnya malam hariku ...

Dari lagu-lagu Ari Lasso, kita juga bisa menemukan kepasrahan dan pemujaan terhadap Gusti lewat tembang Jalanku Tak Panjang. Bidikan ke hadirat Allah ini bisa ditelaah melalui lirik seperti di bawah ini:

Engkau adalah pelumpuh cintaku
Engkau adalah pelipur tangisku
Yang memberi kekuatan tuk menapak
Lebih jauh … Harapanku …

Barangkali ada yang bertanya, bagaimana dengan Gigi dan Ungu? Betul memang, kedua grup ini rajin menggubah lagu-lagu Islami. Tapi, kalau mau jujur, lagu-lagu religi tidak saya minati tatkala dilantunkan dengan jejingkrakan. Saya sependapat dengan Haji Oma Irama yang pernah mencubit dua grup tersebut.

Lebih keki, pernah Nidji membawakan lagu Tuhan maha karya Bimbo itu dengan loncat-loncat di depan sederet cewek-cowok tanggung yang juga bergaya metal, di sebuah studio televisi. Dalam batin saya: “Ini memuja Tuhan atau kesurupan sih?” Bah!

1 komentar:

Riema Ziezie mengatakan...

media dakwah bisa segala rupa bentuknya...lagu maybe salah satu bentuk apresiasi itu yang penting betul tadi kata mas dibawakan dgn baik..secara lagu RELIGI gitu lho..masak jingkrak2