Search

27 Okt 2008

KISAH BUNGA & KUMBANG


Aku nggak bisa menahan gejolak tatkala mata kita berpapasan.”

Pesan pendek itu diterima Siti pagi ini. Terperanjat sebentar, lalu senyum menggembang di bibirnya yang mungil.

Bergegas ia memencet tombol-tombol. Segera terbentuk kalimat balasan. “Ah, Mas Ringga bisa aja. Emang mata kita berpapasan dimana? Hihihihi ...

Lugu dan riang. Itu mengapa Ringga terkesima. Di kampus matanya tertuju dosen, tapi hatinya di rumah. Pagi ini ia menyibak gordin, mengamat-amati Siti di teras abangnya. Lagi menyapu. Bibir gadis bening itu sedang bergerak, mengikuti 11 Januari-nya Gigi dari radio.

Siti bukannya tak tahu sedang diawasi. Tapi ia sungkan menatap nyalang. Sesekali ia melirik dengan ekor mata, mengirim senyum tipis dan ragu. Ringga bergetar hebat melihat deret gigi putih Siti.

“Saya cuma gadis desa. Ke kota sekadar membantu kakak jualan nasi. Mas Ringga tentu punya kawan cantik-cantik, jadi saya tak ada apa-apanya,” ujar Siti suatu sore saat Ringga membantunya memetik jambu.

“Tapi kau perkecualian. Belum ada cewek murni dan jujur macam kamu,” kata Ringga sembari menebarkan senyumnya.

Jujur saja hati Siti bergemuruh. Di desa ada Parto yang suka menggoda. Juga Marman tukang ojek yang menolak dibayar usai mengantar Siti. Tetapi Ringga wangi dan punya rambut mirip bintang sinetron. Ia ingin menanggapi cinta Ringga, tapi sebentar kemudian bimbang menyergap.

Ringga meyakinkan bahwa ia benar-benar jatuh cinta. “Bahkan tiap hari aku jatuh cinta padamu. Maukah suatu ketika kita bersanding dalam pelaminan?” Siti terkekeh antara senang dan tidak percaya.

***

SITI menaruh kubis di keranjang sepeda, ketika tanpa sengaja dilihatnya Ringga sedang memboncengkan cewek. Cewek yang merangkulnya ketat di tengah obrolan riuh keduanya di atas sepeda motor yang melintasi pasar.

Dada Siti bergemuruh. Kali ini bukan oleh rayuan Ringga, melainkan rasa pahit yang bertindihan dengan mual ...

[Kisah L di Kota Kudus, seperti dituturkan Dwi, teman L, kepada saya]

8 komentar:

Riema Ziezie mengatakan...

kisah cinta yang menggoda awalnya

Anonim mengatakan...

kesimpulannya: hati2 dg rayuan cowo kota:)

Anonim mengatakan...

lihat judulnya jadi teringat di kebonku kalau Sommer banyak sekali kumbang mengerubungi bunga, cakep2 kumbangnya ^_^ .... nyambung nggak ya ?

DavidMIqbal mengatakan...

kisah cinta dua sejoli kali...ha...ha...

Anonim mengatakan...

aah...semua cowok nge-gombal..!Maaf ya.. untuk kaum adam,saya akan mengklarifikasi ttg kegombalan cowok...jika anda (kaum adam ) telah membuktikan seorang yg "memegang kata & janji".

Anonim mengatakan...

aku pikir ini kisah mu bang!! *kecewa aku*

ANGGUN PUSPITA mengatakan...

setuju dengan BLUE...ni emg kisah mas arief sendiri!cie..cie..ati2 jgn sering2 ngegombalin cewek, nti kena akibatnya lho?

goresan pena mengatakan...

hehe...biasa terjadi di kota-kota besar mas...
santai...