Search

21 Apr 2008

GAJI


ULIES di http://ulies.blogs.friendster.com/ulies/ edisi 17 April menulis: “3 bulan terakhir ini tema ngerumpi dan chatting dikalangan temen kantor ga jauh-jauh dari soal kenaikan gaji dan Bonus. Status YM pun rame berisi curhat colongan temen-temen yang mulai lelah menanti kenaikan gaji dan bonus, "Kerja Rodi, seperti jaman Belanda", "Karyawan Butuh bantuan sosial", dll...dlll...sedap!! Tak sekali dua kali chatting diawali dengan kalimat "ada kabar baik ga bulan ini??" hehehehe..


Bulan lalu, sehari menjelang gajian, bahkan ada yang tega membangunkan tidur nyenyakku cuma buat nanya " Ada kenaikan gaji ga bulan ini?" Whattsss....kenapa nanya berita-berita macem begini ama gw????...gw juga ga tauuuuuu....dan sama!!!! gw juga NGAREPPPP!!!”

Olala, pagi-pagi ketika musim gerimis tiba telah datang satu persoalan ribet yang, terus terang, menggelitik syaraf motorik saya. Saya pun tak jadi mem-bluetooth lagu-lagu dari laptop ke HP Nokia E90 yang baru beberapa hari lalu saya beli.

Baik, mari bicara persoalan gaji. Gaji itu reward, alias imbalan atas hasil jerih payah kita lakukan: Melek (untuk mereka yang lembur di perusahaan koran tatkala deadline tiba), luruh pada tugas, integritas, mengerahkan tenaga dan pikiran dengan kesungguhan untuk perusahaan, menyanggupi semua pekerjaan yang dibebankan, loyalitas, tidak banyak mengeluh, menghitung angka dengan cermat (bagi yang bekerja di lingkungan uang), berangkat tepat waktu dan pulang sesuai aturan, tidak chatting ketika sedang bekerja kecuali perlu-perlu amat, dan kembali ke meja setelah makan siang tanpa ngerumpi berlebihan.

Itu masih diembel-embeli pula dengan: jangan pacaran ketika bekerja, jangan SMS-an sambil cekakak-cekikik di sudut ruangan, dilarang melakukan BBS (alias bobo-bobo siang dengan pacar di sebuah motel) saat kerja, dan jangan korupsi (waktu, duit, benda-benda kantor, dsb).

Berat? Benar! Untuk mendapatkan gaji, seorang karyawan diatur dalam klausul hak-kewajiban, yang tak jarang kita terima dengan berat hati. Hak itu termasuk gaji. Mungkin juga bonus, uang makan, transport, dan sebagainya. Berapa nominal yang bisa diterima seorang karyawan disepakati tatkala teken kontrak atau surat pengangkatan. Dalam klausul kontrak biasanya tak disebut berapa kenaikan gaji, secara berkala atau enggak, dan sebagainya, termasuk bonus pun tak disertakan, kecuali surat kontrak para pemain sepakbola profesional.

Nah, ada reward, juga ada punishment, alias hukuman. Siapa saja yang mendapat sanksi? Tentu mereka yang tidak menunaikan kewajiban, umpama absen dari pekerjaan tapi tak ada pemberitahuan, nyolong duit kantor, atau perbuatan lain yang merugikan perusahaan dan mengganggu stabilitas kinerja kawan-kawannya. Hukuman bisa hanya surat peringatan, tapi tak menampik kemungkinan PHK.

Mengenai gaji/penghasilan, saya super yakin berlaku teori relativitas. Seorang kawan, sebut saja Irwan, bekerja di sebuah perusahaan leasing yang notabene lebih pinter dari saya, tahu-tahu mengeluh via SMS. Dia bilang: “Mulai bulan ini aku dimutasi ke Kendal. Daerah garing tuh. Aku nggak bisa dapet sabetan lagi.”

Di belahan lain Kota Semarang, seorang teman yang hanya lulus SMA punya penghasilan minimal Rp 5 juta saban bulan karena ia ulet mengelola toko handphone-nya. Ada pula kawan lain yang yang tamat SMA saja tidak, tapi ia dipercaya bosnya untuk mengurusi pabrik kayu, sehingga sebulan tak mati mendapatkan Rp 3 juta.

S1 maupun ahli madya, dan mungkin S2, sekarang ini bukan garansi. Banyak yang sekolahnya pas-pasan tetapi mengantongi duit tebal karena faktor keberuntungan. Di luar sana, banyak lulusan perguruan tinggi yang keluar masuk kantor tetapi lamarannya ditolak. Banyak pula pula yang bertahun-tahun kuliah namun memble dan saban hari dimaki orang tuanya.

Jadi, jika keluhan hadir di tengah-tengah kita yang sudah jelas-jelas telah menggenggam pekerjaan, sebaiknya tarik napas, lalu perlahan-lahan hembuskan lewat hidung. Kenaikan gaji yang seret serta bonus yang tak kunjung mengalir, sikapi saja dengan tersenyum, meski getir.

Maka, tak salah Ulies mengetik bagian ini dalam blog-nya: Berdoa aja friends...cuma itu khan yang bisa kita lakukan ... Mengutip perkataan seorang motivator terkenal yang aku liat di televisi: (kurang lebih seperti ini) kalo saat ini Anda kurang beruntung bekerja di sebuah perusahaan yang kurang baik manajemennya ... percayalah bahwa Manajemen TUHAN itu tidak pernah salah. So....tanpa mengurangi rasa NGAREPku, aku menganggap penghasilanku yang sekarang tanpa kenaikan dan bonus adalah TAKARAN TEPAT yang sudah DIBERIKAN ALLAH buat gw. ALLAH MAHA TAU berapa uang yang kubutuhkan dalam bulan ini. ALLAH MAHA TAU bahwa gajiku ini akan cukup memenuhi kebutuhanku dan membahagiakan orang-orang tercintaku. Alhamdulillah..Bersyukur...bersyukur dan bersyukur.


*Ilustrasi tabel gaji di atas dicomot dari draft gaji China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), tahun 2006


2 komentar:

Anonim mengatakan...

gajinya belum dipotong pajak ituhh

bang, HPnya baru ya?
E90 yah.. hmmm...

sekarang dah jadi pemred ya... hmmm...

knp tiba2 ngomongin gaji?

Arief Firhanusa mengatakan...

Hwahwhahahahha .. mau tau aja neh adek yg satu ini,,, ssttt jangan kenceng2 nyinggung masalah gaji,,, hihihihii ...