Search

4 Des 2008

LIFE BEGINS AT FORTY


SAYA pernah dipelototi oleh seorang bupati perempuan di sebuah kabupaten di Jawa Tengah. Sepele penyebabnya: saya menanyakan berapa usianya.

“Wartawan pintar tak perlu menanyakan berapa usia nara sumber penting seperti saya. Kalau ingin referensi, buka buku kerja yang saya bagi-bagikan ke seluruh staf kabupaten. Di sana ada tanggal kelahiran saya,” ujarnya judes sembari beranjak dari kursi. Saya dan seorang teman tersenyum getir dibuatnya.

Umur tak layak ditanyakan. Tak etis, kata orang-orang. Tapi seseorang pernah membisiki saya perihal usianya. “Empat puluh, Mas. Boleh tak percaya,” ucapnya menimbun kekhawatiran saya bakal diomeli, seperti yang dilakukan bupati tadi.

Baiklah kita beranjak saja. Usia 40 memikul sebuah ungkapan: “life begins at forty”, alias hidup dimulai pada umur 40. Di kalangan pria, empat puluh adalah puber. Ia mulai necis dan wangi. Rambutnya mulus ditempa sisir yang ia kantongi kemana ia pergi. Sebentar-sebentar ke kaca, sebentar-sebentar ia mematut bajunya. Ia mulai melirik gadis yang lewat di depannya. Ia cekikikan dengan kawannya saat perbincangan mengarah gincu dan perawan.

Pendek kata, 40 adalah puber. Empat puluh adalah tali kekang disentakkan. Empat puluh adalah godaan baru, dan berbahaya bagi istri jika suaminya tak diawasi dengan ketat.

Bagaimana dengan perempuan? Saya tak mau membicarakannya, sebab saya bukan pakar di bidang perilaku. Salah-salah seseorang menjewer saya bila salah-salah kata.

Yang pasti, “life begins at forty” ini sesungguhnyalah mengandung pesan bahwa semangat mulai meletup tatkala usia seseorang menapak 40. Lahir semangat baru, lahir motivasi baru, lahir produktivitas baru. Bukankah begitu Bapak-bapak dan Ibu-ibu?

(Pertanyaannya, apakah kelak saya juga begitu?)

16 komentar:

Anonim mengatakan...

kalo perempuan, rief? hmmm...suami2 harus pintar menjaga dan menyenang2kan hatinya entah brapa pun umur si istri. soalnya perempuan itu susah ditebak. bisa saja tampak setia namun dalam hati....? LOL

kalo pertanyaan soal umur ini paling sering terjadi kalo lagi chatting. pasti yg pertama ditanya: mbak umurnya brapa...wahahahah

Ge Siahaya mengatakan...

Terus terang terus terang terus, saya jadi ingin bertanya, mas Arief ini umurnya berapa (^^,)

Arief Firhanusa mengatakan...

@nita:
Untuk alinea pertama, saya setuju kamu Nit.Untung istriku setia, bhwkakakak ...

Untuk alinea kedua, saya jarang menanyakan umur sejak mulai chatting tahun 1999. Pertama yang saya tanyakan biasanya: "Ente laki pa perempuan?" Sebab waktu itu banyak yang menyaru, bilangnya pria, padahal dia wanita, hahaha ...

@-G- : Umur saya? Perlukah saya jawab, Mbak? Hehehe ...

Anonim mengatakan...

wooo....mas, kalo menurutku jangan terpaku sama pradigma life begins at forty, bisa2 terjebak ngarepin endog blorok lho. maksudku, ntar malah terjebak nunggu keajaiban umur 40.
mas arief, semarang'e ngendhi ?
:D

Anonim mengatakan...

Kalo bupati marah ditanya umur, tanya saja sama pakpati, Mas ... haiyah!

Sekar Lawu mengatakan...

buar kutebak bupati darimanakah itu ? jangan2 bupatiku...qiqiqi...
tapi saya kok beda ya Mas arif, saya malah pasang pengumuman mengenai umur saya sebanarnya dalam blog saya, 42 tahun,qiqiqi...
alasan saya simple saja, supaya teman2 blogger bisa membayangkan dengan orang setua apa dia sedang berinteraksi, dan supaya orang gak nanya2 lagi, melihat penampilan saya yang masih Abg ternyata sudah kepala empat...(wakakak...narsisdotkom)

Anonim mengatakan...

duhhh 2 thn lagi suamiku 40 thn!! *gemetar* hahahahaha
ya tapi semua dikembalikan ke pribadi masing2 toh mas?....

Arief Firhanusa mengatakan...

@Mas Goenoeng:
Betul kata jenengan. Saya yang blom 40 aja udah biyayakan, bhakakakak ...
Saya Plamongan Indah, Mas, rodo ndeso,, hehehe

@Bewe:
Kebetulan bupati satu itu janda waktu saya wawancara, hahaha ...

@Mbak Ayik, alias Sekar Lawu:
Bukan Bu Rina nan cantik itu loh Mbak. Ini tetangganya Bu Rina. Mengenai usia Anda yang 42, jo ngapusi! Tak lihat jenengan masih 27 kok, hahahahakakak ..

@novnov:
Tenang jeng, suami Anda tampak setia kok ("tampak" maksud saya, entah kedalaman hatinya, hihihihi ...)

Linda Rooroh mengatakan...

aku mampir lagi...
wah saru, suamiku tiap hari necis terus ; dari sebelum nikah ampe sekarang gayanya tetap rapi terus... kalo niatnya genit gak musti nunggu 40 dulu toh rief...
salam kenal juga

Amalia Hazen mengatakan...

keknya penulis ini belum usia 40th, tapi udah mematut2 diri di cermin terus deh..
jd gak nunggu 40 ya..

pak jadi koordinator wanita usia 40an aja, biar tau gmn dgn wanita2 itu... he he..

ANGGUN PUSPITA mengatakan...

jawaban untuk pertanyaan mas :
so pasti...dan sepertinya tidak perlu menunggu umur 40 tahun kali ye?

Lia Marpaung mengatakan...

hahaha cewe emang sensitif dan jutek bawaannya, mas, kalo ditanyain umur....cara nanyanya gampang siih....dipuji dulu....dan sok nebak umurnya sambil menyebutkan angka yang pastinya jauh lebih muda dr umurnya...langsung tuing...tuing....hehehe

eeeh, tapi ga smua cewe loo...aku sih jujur aja kalo ditanya berapa umurku :)

Anonim mengatakan...

Fenomena dan paradigma hidup..
tergantung orgnya mas..

Anonim mengatakan...

aku juga punya rumah di plamongan indah, mas. tapi sejak 3 tahun ini jarang tak tinggali, sering di banyumanik. lha anak-anak sekolah di manik. njenengan di blok apa ? kapan-kapan kalo kesana tak mampir.
jebule tetanggaan to, hehe....

Anonim mengatakan...

jadi ngiri sama foto di atas

goresan pena mengatakan...

15 tahun ke depan untuk saya...heheheheh.....

oya, ternyata tetanggaan dengan mas goe yah mas?