Search

23 Des 2008

KANGEN BAND? BHWAHAHAHA ... !!




PERTAMA mendengar “Kangen Band”, saya membayangkan personel yang kusut dengan jins bolong, perkakas musik serba akustik, dan belel. Tak tahunya, mereka berdandan ala Ariel Peterpan. Rambutnya dikemas dengan wax, menjuntai melewati dahi, dan dibekukan dengan hairspray.

Bukan bermaksud meledek, tapi saya memang ngakak. Nama “Kangen Band” melukiskan betapa grup ini asal saja mencomot nama. Sesuai nama band-nya, corak musik kelompok ini juga serenyah kacang.

Kangen Band tidak sendiri. Belakangan lahir begitu banyak grup dengan nama aneh-aneh. Kotak, Bonus Band, Tiket, Hello Band, Elkasih, Garasi, Kanan Lima, Groove Bandit, Hijau Daun, Asbak Band, Baron Soulmate, Repvblik, Kingkong, dan kawan-kawan.

Rata-rata grup tersebut menawari corak yang serupa, ayun nada yang seragam, kurang menggigit, dan termehek-mehek. Tak ada ciri khas yang unik dan meninggalkan kesan. Mereka sepakat mengemas melodi yang sangat easy listening, dan syair kelas ringtone. Nyaris tak ada jiwa dalam lagu-lagu mereka, seperti dulu ditelorkan oleh KLA Project, Elfa's Singer, Krakatau, God Bless, bahkan Koes Plus.

Karakter tak jelas itu jauh di bawah standar Kerispatih yang cengkoknya sulit dan puitis, Letto yang menjanjikan melankolisme megah, Slank yang rock tapi manis, Dewa yang inovatif dan dewasa, Naff, Padi, Sheila On7, ADA Band, Jikustik yang meracik instrumen dengan padat.

Industri musik kini 'lepas kontrol', bahkan overload. Diteliti dari begitu gampangnya grup lahir, rasanya perusahaan rekaman sedang rakus. Tak peduli laku atau hanya akan dibajak dalam format MP3, hampir sebulan sekali nongol kelompok baru yang membuat persaingan makin tak keruan.

Perusahaan rekaman sedang getol menelorkan grup musik “asal lahir”, mengingatkan kita pada era Ari Wibowo dengan Madu dan Racun-nya pada 80-an dalam menerbitkan lirik dan melodi yang murah meriah!

Dalam kesemrawutan ini, kelompok-kelompok berkarakter yang tidak nge-pop bernasib tidak nge-top. Sebut saja Mocca dan White Shoes & the Couples Company (WSTCC). Mocca yang berpakem twee pop dan semua liriknya berbahasa Inggris ini tak banyak dikenal oleh kaum muda terkini, tapi laris diundang oleh perhelatan mahal.

Bukan itu saja. Mocca yang dinaungi Fast Forward Record berkesempatan merilis album di Prancis. Fast Forward Record memasarkan album-album indie dari Swedia dan Prancis, sebelum Mocca. Kerja sama yang berimbal balik ini membuka peluang Mocca untuk mewujudkan obsesi mereka go international.

WSTCC tak banyak diminati di negeri ini, tetapi moncer di negara lain. Band yang digawangi pasangan suami istri Aprilia Apsari-Yusmario Farabi, Ricky Surya Virgana-Mela, dan Saleh ini manggung di San Francisco pada 2 November 2008. Sebelumnya mereka beraksi di New York pada 25 Oktober sebagai salah satu band performance dalam CMJ Music Marathon Festival 2008.

Tahun ini dua kali WSTCC diundang di festival musik internasional di AS. Pada Maret lalu mereka naik pentas di SXSW Music Festival 2008, Austin, Texas. Selain merilis satu album, satu mini album, satu kompilasi dan album internasional, grup ini juga dipercaya membesut original soundtrack film Quickie Express, Janji Joni, dan Berbagi Suami.

Omong-omong, kalau ingin membuat katarsis kemajuan musik di negeri ini, maka simaklah ringtone, nada panggil pribadi, serta kumpulan lagu di kotak ponsel para ABG masa kini. Di sana akan Anda temukan lagu-lagu pop dari grup band yang aneh-aneh.

Waktulah yang akan mengubur band-band 'kacang goreng' dalam hukum: Seleksi alam! Kuburan yang telah menganga di depan mata ...


**Naskah ini disusun untuk makalah sarasehan "Industri Musik dan Lagu Mendayu-Dayu Negeri Ini", yang digelar Kelompok Musik Jalanan Semarang, 14 Januari 2009, oleh: Arief Firhanusa. Beberapa bagian telah disunting dan ditambahkan.

13 komentar:

Sekar Lawu mengatakan...

untuk musik, saya banyak belajar (mendengar) dari kedua gadis saya, mereka adalah penikmat musik yang dinamis...sementara saya dari dulu tak beranjak pada kesukaan jenis musik yang itu-itu saja, sehingga kedua gadis saya men cap selera musik saya 'jadoel abiiiss...' Hora hapa-hapa....

Ge Siahaya mengatakan...

Saya termasuk penggemar musik asal saja, ga ngerti trend, yg pokok saya merasa nyaman menyanyikannya dan liriknya cucok dengan suasana hati. Mungkin di sini letak permasalahannya, saya agak2 gerah mendengar lirik yg ga jelas en ga nyambung akibatnya ya lagu2 yg saya dengarkan amat terbatas.

Namanya juga trend, akan berlalu sejalan dengan waktu, gitu kali ya?

Anonim mengatakan...

aha...pemahamanmu soal musik boleh juga, rief, sampai ikut sarasehan segala:) saya kagum sekarang banyak banget band2 baru muncul, gak seperti dulu yg cuma itu2 aja. tapi bagus buat kompetisi. enaknya lagi masyarakat disuguhi banyak pilihan genre musik. dr sekian banyak band itu, saya tetap suka dg dewa (meski sebel dhani), radja, kerispatih (uughh suaranya itu), peterpan (udah bubar atau ganti nama?). kalo kangen band...? ikutan ngakak juga, ah...wahahahahah

goresan pena mengatakan...

mocca...hum...pertama saya dnegar di acara reality show katakan cinta, kalo' ga salah...hehehe....

saya jadi teringat imel...
tau gak mas..?
imel ini adiknya dewi 'dee' lestari yang juga bikin album, lagu2nya kepake utk sinetron diladang stroberi, dengan judul album yang sama juga...

wah, lagu2nya bagus2 e... tapi ya itu, kalah pasar dengan yang kacangan...

heran juga, kangen band kok yah, bisa laris gitu...lebih heran lagi...pas saya pulang kerumah, misalnya... tiba2 sachy nyanyi lagu kangen band dengan bergaya, rambutnya yang dilempar ke belakang, mengikuti gaya si vokalis. halahhh....

"emas indri" mengatakan...

kangen....
padahal dulu pengen punya band yg dinamai blue, band rat, mamboo yo band.....banyak...banyak alternatif lah :D

Anonim mengatakan...

Aku jg ngakak kang waktu pertama denger kangen band. kok ya asal gt ya bikin nama. kesane murahan yo kang. tapi emang gitu skarang. televisi bener-bener dimanfaatkan utk ajang jualan, biarpun dagangan yang dijualkan kadang norak.

Anonim mengatakan...

Iko opo maneh? tumben peduli musik kowe. tapi sip ini, aku kopi paste ya ke blogku, huwhahahah

Anonim mengatakan...

pssstttt, ada lagu kangen band yg aku demen loh, xixixixi. judule aku lupa hahahaha

Anonim mengatakan...

slank emang ga ada matinya :D

Anonim mengatakan...

Kalau saya prinsipnya mana yg enak itulah yg saya suka. saya termasuk heterogen dan tak pilih-pilih. dangdut, kl emang asyik, ya saya suka.

Anonim mengatakan...

tidak bermaksud untuk mengkotak2 jenis musik, bang.
terus terang saya menyukai semua jenis musik, kecuali underground (entah kenapa dengan genre satu itu saya kok susah untuk menikmati, padahal udah di coba berkali-kali).
kalo dibanding band2 lawas, jelas tidak seimbang bang.
apakah musik itu mengikuti perkembangan jaman?
saya yakin tidak. dan saya sepakat bang, tinggal tunggu waktu mengubur mereka.

oya, masih suka mengunduh di youtube bang?

Anonim mengatakan...

sarasehan ? ning ngendhi boss ? kalangan terbatas ?

kalo masalah banyaknya band2 yg muncul. ah, nek aku ya malah bagus. malah menambah wawasan musik kok. asal enak didengar, ya tak nikmati wae. toh, selera asal akhirnya akan kembali juga, setelah bosen menikmati sing cengcengpo, hehe....
hmm, tapi ada kenikmatan yang beda saat menikmati KLA, Enya, Sepultura, Megadeth, Sinom Parijotho, Kinanti Pawukir......dibanding Kangen Band....

ANGGUN PUSPITA mengatakan...

wonk mereka khan niatnya cuma pengen menghibur..biarinlah mereka berkarya!ora usah di paido...musik seperti milik mereka tetap punya segmen penggemar sendiri kok!mau seneng monggo,ga seneng juga ga maksa.