Puasa selalu menyuguhkan keindahan tersendiri. Bukan es blewah atau bergelas-gelas kolak semata. Bukan seni menunggu bedug maghrib belaka. Melainkan kehadiran kumparan tradisi yang setiap tahun datang dengan menggendong corak dan warna yang berubah, tapi dengan aroma yang sama.
Jam 3.00 bangun, atau dibangunkan. Lalu dengan mata sembab meneliti televisi, memilih stasiun mana paling lucu. Kemudian kita biarkan televisi menyala karena ada segelas teh mengepul di meja. Kita menyeruputnya seraya mencari-cari sesuatu di lemari atau ujung dapur. Jika pun adanya cuma telor asin dan sayur sisa tadi malam, bukanlah masalah, karena esensi sahur adalah mengisi perut untuk perjuangan pagi hingga petang hari.
Setelah tafakur subuh, hari pun membentang. Ada matahari nyalang yang menggoda iman, ada warung yang dikuak pintunya, ada perempuan setengah telanjang bertebar di jalanan. Di situ, ada setan pula yang mendengus dan menari-nari.
Seberapa hebat kita membangun bendungan? Seberapa dahsyat kita membentengi napsu untuk sekadar menjangkau gelas cingcau? Masih adakah pilar yang menyangga hasrat kita untuk kalem dan tak bergejolak? Masih adakah kunci yang menggerendel napsu kita untuk tak berkelana di tubuh perempuan yang menguarkan bau setan di jalanan?
Puasa adalah seni yang mengatur kita untuk terus menari dan berlari, biarpun ada beribu kalajengking dan syahwat. Puasa pula yang membuat kita terus berada dalam sekam karena masakan padang, soto kudus, es teler, bakso, sop buntut, dan segala setan yang beranak pinak di segenap ruang dan waktu begitu menggoda. Puasa begitu indah karena saat bedug buka puasa tiba kita menemukan titik finish usai seharian kita berlarian.
Alhamdulillah, hingga hari ini, saya telah sukses menghajar ribuan setan yang mencoba menghalang-halangi laju lari saya menuju finish itu!
2 komentar:
kasian ih si mas sampe geratakin dapur nyari makanan buat sahur! masak dong hehehe... mudah2an puasanya khatam sampe hari terakhir ya (aku lagi puasa ketus bulan ini hihi) ^^
hohohoho kesian dikau abang
Posting Komentar