Search
23 Jan 2008
RINDU BERTALU
Rindu itu tak ubahnya kupu-kupu. Ia terbang mengelilingi kamboja satu ke kamboja lain, sampai akhirnya ia tersadar satu hal: "Aku harus segera pulang, sebab Ibu dan kakak-kakakku menunggu di kusen jendela."
Rindu itu tak ubahnya burung bangau. Ia mengitari mayapada, mengelabuhi jengkerik, katak, dan ikan. Sampai suatu saat ia sadar satu hal: "Aku harus kembali ke sarang, karena anak-anakku menunggu dengan mulut menganga.
Rindu itu tak ubahnya kehilangan wasiat, atau berkelana tanpa batas, tetapi ketika lolong serigala terdengar dari kejauhan sehingga kita terjaga dari mimpi, pada saat itulah airmata meleleh karena begitu lama kita meninggalkan sanak famili. Kita butuh pulang, kita perlu menggusur perih karena pernah khilaf. Kita akan berpelukan, mencium tangan, dan mandi di kali yang membentang di belakang rumah.
Aku rindu menulisi blog ini, sebab sejak Mei 2007 (setelah menulis gelisah yang terakhir), aku kehilangan kontak dengan buku harianku ini disebabkan cyber memang ada aturan. Dan aturan (berupa pemenuhan password, account, dsb) pernah kulupakan.
Selamat datang di rumah, kasih!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
welcome..
apa saya yang senang dengan penjabaran model begini yah?hem...
Posting Komentar