Sebuah milling list membuat saya marah tadi malam. Di sana, seseorang memaki Anggun C Sasmi sebagai penyanyi yang hanya berbakat “sampah”. Bahkan, ia menuding Anggun menjual tubuh untuk popularitasnya.
MENGEJA wajah Anggun adalah membaca pualam. Kulit itu kini kencang dan dewasa, meninggalkan pet warna merah yang menyelubungi rambut panjang setengah ikal itu, sewaktu ia syuting video klip lagu Mimpi, bertahun-tahun silam.
Ia top di negeri ini dan mancanegara, tetapi ia seperti padi, menunduk ketika berisi. Dalam beragam konser tertutup maupun terbuka, saat ia sudah kondang di manca, Anggun adalah diva yang tak boleh dipandang sebelah mata. Ia memakai gaun panjang, dengan sedikit celah yang meleluasakan kakinya bergerak lincah.
Anggun seolah manik-manik delima yang mengejek para penyanyi di negeri ini. Banyak yang bermimpi go internasional, tetapi mereka membentur tembok. Banyak yang berkoar, namun mereka jago kandang belaka.
Anggun Cipta Sasmi bukan penyanyi bungkus kacang, bukan pula pemain sinetron yang disulap menjadi penyanyi, tetapi ia adalah telur yang ditetaskan naga dalam disiplin yang kuadrat, melahirkan banyak album, dan ditempa oleh hembusan kencang segenap arah mata angin (selengkapnya baca di sini).
“Ayah saya mengajarkan agar jika kita bermimpi, maka jangan tidur kembali. Mandi, dan kemudian berjuanglah,” ujar Anggun suatu saat.
Itu sebabnya, ketika ada suara serak dan sumbang yang nyinyir di gendang telinga mengenainya, saya menantangnya: siapa penyanyi Indonesia sepantaran dengannya yang bisa menyalip? Siapa penyanyi bukan karbitan di negara kita yang punya suara kental seperti dia?
Anggun, seperti ditulis Anggun Puspita di blognya (klik di sini), adalah The Amazing!