Search

19 Agu 2008

Sang Saka di Atas Pusara


Tuhan, ajari aku membendung airmata saat pengibaran Sang Saka. Ajari aku mencincang pilu agar tak ada sedu kala Indonesia Raya bertalu.


Tuhan, mengapa ada tangis padahal tak gerimis? Mengapa di dada ada romantisme buta? Mengapa lilin berkecipak dan retak, sedangkan negeri ini telah 63 tahun merdeka?


Tak pernah Kau ajarkan aku jadi pahlawan lantaran pada jaman pendudukan orang-orang tua telah berkorban. Orang-orang tua yang Kau utus menjadi tameng tatkala mesiu menghantam dengan kejam.


Tak pernah Kau lukai mereka dengan mimpi-mimpi, tak pernah mereka Kau cederai dengan angan-angan. Tetapi mimpi itu telah membubung tinggi kini, menjadi hutan beton dan keserakahan. Mimpi-mimpi yang tak pernah mereka beli namun kini menjadi liur yang menjijikkan di sepanjang perjalanan.


Tuhan, adili aku dan lumatlah dalam api neraka jika aku tak menabur bunga di atas pusara mereka!

3 komentar:

Anonim mengatakan...

baiknya, sebelum datang bulan puasa bersama-sama kita tabur bunga diatas pusara negeri ini. dimana nasionalisme telah beku dibalik tanah pertiwi yang dingin. makasih dah mampir dan sedikit berceloteh di blog saya.

Enno mengatakan...

Hyaaa... sayah menjadi tersedu2 pun... hiks.... huaaa...

Anonim mengatakan...

mengharu biru...