Search

29 Agu 2008

RAMADHAN


Puasa menjulur seperti dedaunan bambu yang ditetesi embun pagi, menyelinap dalam kabut gelap untuk memercikkan pijar lentera.

Aku terbangun dengan gugup burung sriti yang dicemeti petani, menyadari betapa setahun ini aku adalah naga dengan dengus napsu yang berapi-api. Segala dosa memenjarakanku selaksa jurang yang menganga, menuang ribuan sumpah serapah, mengalungkan samurai di leher orang-orang kalah.


Dari kusen jendela kusimak detik-detik yang bergegas menuju terpal putih dalam kumparan Ramadhan. Adakah malaikat yang menungguku dengan cemas? Masihkah waktu menyisakan setitik saja kesempatan bagiku untuk menyapu busa-busa dosa?


Puasa ini seperti mutiara yang harus disepuh. Bersimpuh di makam Ibu, Kamis petang lalu, lamat-lamat sebuah bisikan menerpa gendang telinga, mengisyaratkan pertobatan.


Ramadhan ini aku menjura di hadapanNya, menguras ribuan kelabang yang merambati ulu hati ...

3 komentar:

Enno mengatakan...

oooh abis nyekar ya... kirain bertapa di gua mana gitu ;p

Anonim mengatakan...

met puasa mas..

Veni mengatakan...

Met puasa ya mas..