Search

27 Mar 2008

KOMITMEN & KONSISTEN


SERING kita mendengar ucapan pejabat tentang suatu masalah. Namun di kemudian hari muncul tindakan yang sangat tidak sesuai dengan apa yang pernah ia ucapkan.

Bukan cuma pejabat, kawan, kita pun (termasuk saya dan istri saya) tak luput dari itu. Umpama kita mengajari anak kita, kalau makan harus duduk dan pakai tangan kanan. Nah, ketika anak kita sudah terbiasa tertib, siap-siap saja kita yang jadi sumber pengamatan dia. Kalau kedapatan kita makan sambil berdiri, siap-siap saja kena semprot dari anak kita sendiri.

Yang pertama, sikap yang kita tanamkan itu disebut komitmen. Sedangkan pelaksanaanya, yang awalnya harus dilatih dan diingatkan selalu, itu adalah konsistensi. “Komitmen dan konsisten” memang dua kata yang bukan berakar dari bahasa Indonesia atau Melayu, sehingga lebih mudah diucapkan dibanding dipraktekan.

Komitmen lebih kepada hasil kesepakatan bersama, yang kemudian menjadi semacam “aturan” meskipun bisa jadi aturan tersebut hanya terbatas pada orang-orang yang terlibat di dalamnya. Rule of the game, only the one who join to the game.

Konsistensi atau dalam istilah lain disebut istiqomah, adalah sikap yang senantiasa menjaga dan menjalankan komitmen yang sudah disepakati dan dipahami. Sampai kapanpun dan dimanapun, dalam kondisi apapun, selama komitmen tersebut mengikat pada “game” yang dimainkan.

Saya cermati, masalah-masalah yang muncul dalam masyarakat kita umumnya bersumber dari dua kata tersebut yang tidak dijalankan dengan benar, atau setidaknya tidak tersampaikan dengan benar.

Masalah lalu lintas, misalnya, sudah ada komitmen menggunakan helm standar, kendaraan lebih kecil, pejalan kaki didahulukan. Tapi rule tidak tersampaikan secara maksimal, karena pengguna jalan lebih suka memiliki SIM ‘tembakan’, jadi tidak merasakan sulitnya ujian untuk bisa mengetahui, memahami dan mengikuti aturan main. Celakanya, penegak hukum merasa nyaman dengan ‘peluru nyasar’ dari ‘tembakan’ SIM tersebut. Gayung bersambut dalam persekongkolan Un-commit and Un-Consist.

Buat saya, sangat tidak mudah untuk komitmen dan konsisten. Terutama dalam hal konsisten atau istiqomah. Sebagai manusia wajar memiliki kelemahan dan kekurangan. Yang tidak wajar adalah ketika kelemahan dan kekurangan justru menjadi tunggangan dalam pembenaran terhadap tindakan Un-Commit & Un-consist.

Konsisten sama dengan istiqamah, artinya teguh dan berkesinambungan terhadap suatu hal. Keteguhan pada prinsip, atau pun untuk hal-hal sepele, adalah garansi kesuksesan. Konsisten, konsistensi, adalah kata lain untuk tidak mencla-mencle!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ini blog apa ya..BERCINTA DENGAN SESAMA.. sadar mas kuping !