Search

19 Mar 2008

TUKUL


KUL,

Tadi malam saya melihat Sampean begitu lelah. Kantung mata Sampean tampak menonjol, dan mendadak Sampean tidak lucu lagi.

Sampean begitu repot dan menanggung beban menghadapi empat janda, Meriam Belina, Dewi Persik, Nunung Srimulat, dan Mak Iyah. Sampean mati-matian improvisasi – dengan misalnya menaruh tangan di bawah selangkangan Peppy ketika Peppy hendak duduk di lengan kursi Sampean – tapi tadi malam Sampean tetap tidak lucu.

Saya pernah memuji Sampean karena punya banyak energi. Membayangkan Sampean harus syuting live (minus “Empat Mata” edisi Jumat dan Senin yang siarannya direkam) saja saya sudah capek. Durasi 1,5 jam tiap malam (dikurangi slot iklan yang saya perkirakan setengah jam) mampu Sampean lewati dengan haha-hihi.

Sampean juga mendapat banyak pujian dari orang lain. Taruh Rano Karno yang jujur mengakui Sampean cerdas, mengingat Rano pernah mengalami kecapekan luar biasa tatkala merangkap-rangkap jabatan dalam Si Doel Anak Sekolahan, menjadi sutradara, produser, sekaligus pemeran utama.

Beberapa pihak juga setali tiga uang. Mereka menganggap sampean mahal harganya (tak salah, kan, kalau saya menyebut angka Rp 20 juta peredisi besar honor Sampean?), sekaligus aset yang sulit didapat.

Tetapi belakangan Sampean sering tidak lucu lagi karena mengulang materi yang sama, kelucuan yang tak beranjak, serta improv yang mubazir seperti mengajak dialog para penonton di area mini bar. Tak salah jika wajah Sampean sering memerah karena ‘terpojok’ justru oleh guyonan para bintang tamu, sehingga Sampean segera memungkasinya dengan: “Kembali ke laptoop …” yang tidak cerdas itu.

Kul, saya termasuk penggemar Sampean. Saya tak bosan-bosannya menonton “Empat Mata". Saya tak peduli di stasiun lain ada sepakbola, sinetron Kasih, atau tontonan asyik dan mendidik seperti "Kick Andy".

Namun, Sampean perlahan-lahan menjadi ‘budak’ iklan, menjadi pemuas siapapun yang masih penasaran ingin menyaksikan “Empat Mata” dari Studio Trans7, menjadi bemper stasiun televisi yang kemaruk menggaruk pendapatan!

Kul, saya kasihan sama Sampean …

Tidak ada komentar: