Search

1 Feb 2009

LA ISLA BONITA



Kau datang tiba-tiba, menderu seperti peluru ...


***

SEMANGKUK sup belum tuntas memasuki lambung ketika tubuhmu muncul di televisi. Aku terkesiap. Benarkah itu kau? Benarkah telah benar-benar kau tinggalkan belit belia dan kemudian tampil elegan dengan menjadi wartawati televisi?

Kau mencengkeram mikrofon berlogo Televisi ***** -- melebihi bayangan tentang La Isla Bonita yang pernah sekian tahun kau peram di kepalaku -- saat kau mereportase sebuah bencana. Menyiarkan berita dengan ngungun dan pilu, jauh dari sifatmu yang ceria.

Keceriaan yang masih melintas-lintas di kepala, menikung dengan lembut di lajur memori terjauh.

Lelah menikam seluruh tubuh usai kita meliput sudut demi sudut venue PON 2000 Surabaya. Dari jarak dua meter, kau memandangku dengan tangkup mata yang sulit kucerna. Lobi Hotel Santika seperti kelambu yang mengerumuni kita berdua. Ya, cuma kita berdua!

Entah mengapa aku harus mengirimimu senyum setelah kau memulainya sedetik sebelumnya. Hatiku terayun seperti menaiki jetcoaster. Terlempar ke udara, lalu mendapatimu bermuram durja di sudut sofa.

"Tak kau lihatkah aku lelah?" Ucapmu ketika aku melontarkan pertanyaan, mengapa kantung matamu hitam.

"Aku juga penat, tapi tak sampai sesembab kau."

Kau sejurus menatapku, lalu bergumam ini: (Gumam yang terus menyiksaku ketika lima hari kemudian kita dipisahkan rel kereta, aku turun di Semarang, kau melanjutkan perjalanan ke Jakarta) "Aku dianiaya oleh cinta, dibenamkan dengan keji ke tungku yang di bawahnya ada api membara. Sebenarnyalah aku telah mati sejak bertahun silam, persis ketika 'ia' membawa lari cinta yang kami pelihara ke pangkuan seorang perempuan lain di kota seberang ... "

Aku berniat memprotes. Cinta? Sebegitu bengiskah cinta sehingga seseorang patut menyesali hidup? Apakah cinta bakal terus menjadi alasan saling hunus pedang? Tapi tak segera protes menuang. Aku meneliti wajahmu, menemukan retakan-retakan kaca.

Lalu, pada malam yang dikerlipi bintang, sehari sebelum PON Surabaya ditutup Gubernur Imam Oetomo, tanganmu berada di pucuk jariku. Menjentiknya perlahan seraya mengabarkan bahwa kau ingin menabur kuncup, mendesis dan berkecipak bersama ...

Tetapi aku harus melakukan 'sebuah kesalahan' yang menurutku benar, ketika kukatakan bahwa kita tak boleh 'melakukannya' karena: "Aku telah beristri, Rose, tak boleh kita berlompatan seperti menjangan ..."

Kau mengayun-ayunkan kepala dengan nelangsa dan putus asa. Ingin kuhalau isak sengalmu, tapi tanganku tak mampu. Maaf, Rose, maafkan aku ...


*) Nama disamarkan
*) La Isla Bonita adalah salah satu lagu hits Madonna

22 komentar:

Anonim mengatakan...

someone special from the past?

Anonim mengatakan...

"Aku telah beristri, Rose, tak boleh kita berlompatan seperti menjangan ..."

ehm. terang aja, rief. kalau kalian berisik berlompatan seperti menjangan semua orang tentu akan tau. coba kalian meliuk kalem seperti ikan di dalam air, mungkin takkan ada yg memergoki

*joged2 sambil nyanyi la isla bonita*

Anonim mengatakan...

Dia pacar Mas Arief yg ke berapa? Hahahaha **langsung ngibrit**

Anonim mengatakan...

hmmmm ....

Anonim mengatakan...

kayaknya ada pesan khusus nih.. apa ya..??

Anonim mengatakan...

siapa kiranya bang..

angin-berbisik mengatakan...

Jujur banget to..

Anonim mengatakan...

Sepertinya di setiap kota ada kenangan dan moment indah.. "True Story"..

Sekar Lawu mengatakan...

ati-ati Mas arif....kenangan lalu seringkali membuat kita ingin kembali dan kembali...merasai indahnya, mengecup sakitnya..entah karena apa (hanya dikau yang tahu)

tapi bukankah waktu berjalan maju ?

Anonim mengatakan...

di kutip dari 'embun pagi' : Sepertinya di setiap kota ada kenangan dan moment indah..(arief, getooh loh...?!!!)

yah, cinta awalnya seperti kuncup bunga yg mengelus...tp perlahan bengis spt pedang yg menghunus dan kemudian menjadikan luka!!!

Miss G mengatakan...

Huhuiy, mantap, kagum deh saya (^_^) setiap kota ada persinggahan, setiap jalan ada kenangan ya mas Arif ini, hehehe, hebat (^^,) Te-o-pe!

Anonim mengatakan...

last nite i dream of san pedro
juz like i'd neva gone, i knu d song
a young gal with eyes like d desert
it all seems like yesterday, not far away
tropical d island breeze
all of nature wild n free
this is where i long 2b,
La Isla Bonita

haha... i love that's song very much...
dan pasti anonim di atas saya ini adalah komen sang istri yah...?
hehe...salam mbak...

tapi yang paling seru adalah komentar istri (arief, geetooh lohh). hehehe...

tapi saya yakin kok... ini hanya sebuah cerita, kendati true story seperti di labelnya..hehe...

lintang mengatakan...

terkadang kita memang menemukan cinta berserakan di setiap sudut kota asal jangan masuk kedalamnya aja. dari semua cerita dan cerpen mas arif cerita ini yang paling ku suka.

Anonim mengatakan...

wah saya malah baru komentar ini kok mbak hesra. saya tau benar gimana suami saya.dia pacarnya emang ada dimana-mana.maklum suka TP2. hehehehe

Anonim mengatakan...

Banyak nian kenalanmu kang. cewek2 pula. bosen rasanya banyak kawan cowok, hihihik.

bagi-bagi dong, ckakakakak

Lia Marpaung mengatakan...

hmmm, ceritanya kok seperti tak selesai....atau sengaja dibuat menggantung ??? pasti bukan sekedar prosa yaa.....pengalaman pribadi ? a story from the past ???

oya, kalau sudah beristri, apa artinya tak boleh mencintai [yang lain] ?, bukankah jika memang cinta, kita tidak pernah tahu kapan dan bagaimana datangnya ????

it just my thought, anyway !

Anonim mengatakan...

boleh saja mbak Lia, semoga suami mbak Lia juga mencintai perempuan lain, ya semoga

Miss G mengatakan...

Wakaka... mas Arief sori, saya numpang ngakak loh ini mbaca jawabannya Anonim (mbak ya?) kepada mbak Lia itu, hahahahaaaaa!!!!! Hahahahahaaaa!!! Wadoh! kalo semua suami2 jatuh cinta sama org lain (selain isterinya sendiri) gimana dunia ini jadinya?? Haiyaah. Tapi untuk sementara ini, saya ketawa guling2 dulu deh! Kekekekekekee...

Anonim mengatakan...

terus terang aku jadi senyum2 dewe, baca tulisan2 disini, Mas.
ada istilah berlompatan ala menjangan, ck... dahsyat itu Mas, nek diterapke, hehehe...
dan, istri sampeyan saja mengakui suaminya suka TP2, haha...ini dahsyat yang kedua.

Mas, aku baru mbayangin, nek misal'e aku yang diajak akrobat gaya menjangan itu... whadoooh...

Anonim mengatakan...

emg bener kok mas goenoeng, dia suka TP2, malah kadang jg senyum2 sendiri. hehehehehehehee..... tapi saya percaya dia kok.

Ed Setia mengatakan...

Ya itulah yg namanya SETIA SEtiap TIkungan Ada

Ed Setia mengatakan...

Maaf TP2 apa y?