Search

10 Sep 2008

Kematian


Kematian itu seperti sniper di sebuah rongga gedung pencakar langit. Ia mengintip dari luv, menakar-nakar jarak sasaran sambil jarinya mencengkeram pelatuk dengan erat, dan kemudian memuntahkan peluru yang membelah angin dengan kecepatan tak terkira sebelum menciptakan lubang berdarah pada kepala seseorang di bawah sana.

Begitu tiba-tiba. Begitu tak terduga. Mendadak saja seseorang menggelosor dan menemui ajal.

Kematian seolah mengakrabi saya akhir-akhir ini. Sehari menjelang puasa, saya menabur bunga di makam seorang sesepuh, di Pemakaman Bergota, Semarang. Usai khusuk memanjatkan doa, perempuan penjaga kuburan mendatangi.

“Sampeyan apanya Pak Bambang Sumitro?” Tanya dia tanpa basa-basi.

“Pak Mitro Lemah Gempal?” Saya balik bertanya. Lemah Gempal yang saya maksudkan adalah sebuah perkampungan di Semarang. Perempuan separuh baya itu mengangguk. “Beliau pakde saya, Bu.”

“Tadi malam istri Pak Sumitro meninggal. Tuh, kuburannya sedang digali,” tuturnya sembari menunjuk sekelompok pria yang sedang menggali tanah, di sudut lain pemakaman itu.

***

Kemarin, untuk sebuah keperluan, saya hendak bertamu ke Pakde Win, satu kerabat lain di Semarang. Baru saja saya memarkir mobil di seberang jalan depan gang menuju pakde, tukang parkir datang dengan bergegas. Saya kira ia mau memberi aba-aba, namun ternyata ia mengabarkan sesuatu yang tak terduga.

“Mas mau bertamu ke rumah Pak Win?” Tanyanya saat saya menurunkan kaca. Saya mengangguk. Tukang parkir ini tampaknya sudah cukup akrab dengan raut muka saya lantaran telah beberapa kali saya diaba-abai kala memarkir mobil depan gang Pakde Win.

“Rumah Pak Win sepi, Mas, pada pergi ke Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum,” sambungnya tanpa saya minta.

“Memangnya siapa yang sakit, Mas?”

“Istrinya Pak Win meninggal dua hari lalu. Ia diistirahatkan di Panti Wilasa, menunggu kedatangan anaknya yang tinggal di Kanada,” terangnya.

Malaikat pencabut nyawa seolah sedang berseliweran sambil menggenggam daftar orang-orang yang mengantre untuk mati ...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

itu malekat maut bawa2 katana dan pakek kimono kek yg di Bleach atau tinggi-bungkuk-spiky-belok-metal berbibir joker kek di Death Note? atau tinggi-gede pakek jubah & tudung item sambil bawa sabit segede gaban kek di 'from dusk till dawn'? ya, ya.. saya kebanyakan nonton pilem.