NEGERI Hani's dikelilingi bambu. Papan-papan berpelitur membentang di balairung. Saya menjejak lantai dengan jantung yang bergegas, terutama ketika sebuah senyum gladiol mempersilakan kami -- saya dan Goenoeng Mulyo -- masuk.
Tak biasanya saya terkesiap, biarpun oleh dentum guntur. Tetapi kali ini saya diselimuti peri. Mereka berkejaran riang di sekeliling kepala dan memprovokasi saya untuk menyimpan senyum itu jauh di lubuk hati.
Lalu kami bergerak dengan dua kereta kencana ke Desa Kweni, bersama Ratu Imelda. Menghibur rakyat jelata dengan permainan dan gelak tawa, memberi anak-anak rasa rindu damai. Di sebuah balai, sewaktu kami menggambar dan menari, senyum ini memendar pelangi, memekarkan gladiolus primulinus. Membuat darah saya deras menyusuri aorta.
"Tak usah banyak-banyak lagu. Nanti kamu lelah," bisik saya ketika Gladiol menyanyi di rumah dinas adipati. Ia mengerjap-ngerjap mata, memberi isyarat tak apa.
Saya tak mengenalnya, meski dalam satu kereta kami berkendara. Namun ia seolah telah berpuluh tahun menjadi hulubalang hati, mengawal rasa pada saat sedih maupun gembira. Gladiol bisa tak berhenti berkata dan selalu ada hal yang ia ucapkan. Saya menikmati cerewetnya seperti mendaki partitur. Menikmati kecemburuan dan rasa senang.
Saya tak sanggup menyentuh manik matanya, meski dalam meja yang sama kami makan. Namun ia seolah telah menjadi bagian dari hari-hari saya yang retak, memberi saya napas yang teratur ketika saya sedang terengah-engah. Saya menikmati tawanya yang perih. Menikmati tatap matanya yang kosong ketika ia sendirian di beranda.
Saya tak mampu lepas dari belenggu ketika ia menghambur di hadapan saya dengan rentet keluh kesah perihal cintanya yang terenggut. Saya tercabik karena mendadak labirin itu menyedot saya dengan lekas!
"Ia hanyalah bunga. Diciptakan untuk memberi harum pada ruang hampa udara. Hanya akan membuat hatimu perih jika kau memetik serbuk sarinya. Ia hanyalah bunga ... " Kata Peri baik hati yang membangunkan tidur pendek saya, pagi hari tadi.
Ya, ia hanyalah bunga. Saya pulang dengan kereta kencana yang ditarik Santa Klaus menyusuri Kota Rovaniemi, bersama salju yang beterbangan perlahan, tanpa pernah membawa gladiol di tangan ...
**
Gladiolus primulinus: gladiol 90 cm yang bertangkai halus dan kuat
Rovaniemi: kota kelahiran Santa Klaus, di Finlandia
14 komentar:
huaaaa.....hehehehe... mau ketawa deh rasanya...oooohhh jadi itu ceritanya?hmmm... siapa yah diantara mereka??hihi...
no coment ahhh...
eh, tapi ngomong2 ttg finland...
hm... itu salah satu negara yang sangat ingin saya kunjungi...
karena, selain banyak menghasilkan band2 metal yang oke...terutama yang doom, lovemetal, atau gothic..dsana juga perempuan bisa poliandri...huahahahahhaha....
oya..satu lagi mas...
ilustrasi gambar nya itu...hm... sapa toh? begitu liat, saya jadi langsung keinget Elizabeth Bathory yang seneng berendam di bak mandi berisi darah bahkan meminumnya untuk kecantikannya..dan udah makan korban paling banyak sepanjang masa?hehe... (garuk2 kepala...)
iya bukan toh?
goenoeng mulyo ? ooo... bukan aku ta...
eh, siapa ta mas, yg punya senyum gladiol itu ? jadi penasaran aku. ;)
Weeeeehh... seru buangeuts, ini pasti ngumpul bertiga ini, Hesra, Goenoeng Moelyo (inget harus bener kalo ga orgnya ga mau ngaku itu namanya, hihi) dan sang cerpenis (menurut istilah pak Goen).
Hesra, mau poliandri to? Hwahahahaaa... jadi terbahak2 bacanya. *Kok malah ngomentarin komentar ini loh--hihi*
mas Arief....Bunda baca baca dulu...
Btw...posting yang terakhir...Illustrasinya...Menarik...jadi inspirasi di salon perawatan milik Bunda...Mandi merah...tapi bukan darah, ...air secang kali ya...?
bisa bikin melayang-layang, ya memang karena seharusnya saya melayang-layang to mas... kesana kemari diombang-ambingkan kata-kata itu...
Hmm...
Siapa yang bakal memetik gladiol itu, ya?
itu air bathtub-nya kok gitu?
hwaaa!!! akhirnya referensiku dipake juga. iya, tante hesra. she IS that Lady Bathory who captivated me with her beauty and gory. i always fall for a girl with both twisted mind and attitude. apalagi yg bikin figurinnya MacFarlane.
oh, coba gugling macfarlane red riding hood. pasti terkaget2 :D
aku gamo komen postingnya. ga ngatri.
wah..emg kmrn kopdar bersama bocah kweni ada cinlok po??hehehe
siapakah gerangan??hmm...kyknya ak bs nebak deh
hmmm
gladiol ya?
bukan bunga mawar beracun?
yang siap menusuk hati dengan durinya?
sudahlah, aku bertugas menjadi Ratu saja sudah berat
EM
rasah kakean polah. ingat umur, gak usah gaya pake cinlok - cinlok segala apalagi pake TP2.
"Anonim" di atas saya itu pastilah istri tercinta. Mwah mwah!
cerita yang sangat menarik dan penuh makna.
pasang iklan gratis
Posting Komentar