Search

4 Feb 2010

Li Na


Entah terbuat dari apa kau, Lin. Serat-serat kulitmu terbujur teratur. Buku-buku ototmu berjajar seperti perca.

Pagi-pagi dan malam-malam aku sibuk mengumpulkan denyut jantungmu di punggungku. Kurangkai hembus napas itu, menyatukannya dalam hati yang temaram. Lalu kukabarkan cinta tatkala senyummu mengubur rekah amarah.

Entah kau ini terbuat dari apa sehingga hatiku dipenuhi akuarium. Ikan-ikan menari dan berkecipak di dalamnya. Ikan penuh warna dan semuanya bermata lentera, mirip matamu ketika memandangku.

Tak ada yang mampu menghitung betapa kali aku jatuh cinta kepadamu, sebab setiap detik cinta itu menetes deras. Menyuburkan kecambah, mengalunkan asmaradana untuk peri-peri kecil di hati kita.

Matamu itu selalu biru dan ungu. Mata yang senantiasa mengatakan cinta. Menghela kelenjar darahku untuk mengalir dengan gegas.

Banyak lagu disusun dalam partitur dan not balok. Tapi lagumu tak perlu itu, sebab segera mengayun lewat kecupan yang lembutnya tiada tara. ...

6 komentar:

Sekar Lawu mengatakan...

semaput baca bait kata2 dlam postingmu, Mas Arif...
apiiiikkkkkk........

ernut mengatakan...

aku yo semaput, katuut...

qubba mengatakan...

sampe heran..kok bisa bagus bgttt...

blue mengatakan...

melu semaput.. mengatahui ada postingan baru...

hesra mengatakan...

aih, aih...
cinta memang buta, tapi tidak pecinta..
mata-mata pecinta mematai yang dicinta.

salam,
hesra

Seguros de coches mengatakan...

meski g ngerti computer tetep di bookmark jaga2 kl compi hang