Search

11 Feb 2009

OMONG KOSONG VALENTINE'S DAY


Valentine's Day tak ubahnya upacara 17-an. Kasih sayang tak perlu diramaikan karena tiap napas yang berhembus telah membawa cinta.

***

"Omong kosong dengan valentine! Itu kan akal-akalan kafe atau hotel supaya ballroom-nya laku! Kita ini bangsa imitasi yang bisanya selalu meniru!"

Itu teriak Dwi Nikmatika Roma, kawan seperjuangan saya tatkala sama-sama menjadi penulis freelance, awal 1990 (dan kini ia telah mapan di sebuah media massa), tadi siang. Iseng, tadi itu, saya nanya: "Wi, ente valentinan enggak? Ajak dong anak-istri ke pantai atau hotel. Ramai tuh acara-acara."

Dwi tak sendiri. Saya setengah setuju. "Setengah" yang saya maksud: terkadang kita perlu dicubit dulu agar ingat sesuatu. Hari Kasih Sayang, alias Valentine's Day itu, sebenarnyalah upaya mengingatkan kita tentang hakekat menyayangi sesama, baik anak, istri-suami, mertua, kerabat, dan seterusnya. Tak peduli valentine sesungguhnyalah lahir dari sono.

Yang nggak setuju: saya paling anti tren. Seolah semua yang berbau Barat selalu patut kita tiru. Pesta Helloween, misalnya, dirayakan oleh remaja hingga orangtua kita dengan mencoreng muka dan berbaju mirip drakula. Padahal, apa faedahnya?

Kasih sayang -- ada Hari Valentine atau tidak -- menggelar kesempatan kita untuk positive thinking sejak pagi ketika mata kita mulai melek. Shalat subuh menggumpalkan 'status' saling menyayangi antara pemeluk Islam dengan Allah. Lalu, pagi-pagi, kita juga menandai kasih sayang dengan mencium pipi istri, menyerahkan punggung tangan untuk dikecup anak-anak saat mereka berangkat sekolah, dan mengirim SMS kepada teman sekadar bertanya apa kabar.

Kasih sayang kita aplikasikan di jalanan. Ketika kaca pintu mobil kita diketuk gadis kecil dengan mata-rambut kusut di lampu merah, kita mengangsurkan 200-500 rupiah, untuk sekadar meringankan beban hidup mereka yang papa.

Di lingkup masyarakat, tak salah andai sesekali kita berbagi oleh-oleh, biar misalnya cuma lima butir salak. Halal pula kita menengok tetangga yang tengah susah karena baru saja kompornya meleduk. Berbagi rasa tatkala di kampung ada tetangga berduka cita. Dan sebagainya.

Sebab itu, tak lelah-lelahnya saya menyarankan istri agar menyudahi rasa kesalnya pada tetangga depan rumah. Amarah, dendam, dan sakit hati tak membuat kita sehat, jiwa maupun raga.

"Hidup cuma sekali, mengapa mesti dengki kepada sesama?" Itu pesan mendiang Ibu, bertahun-tahun lalu.

Saya, dengan segenap kekurangan, sedang belajar menuruti nasehat Ibu.



12 komentar:

Miss G mengatakan...

Langsung mengirimkan sms: Halo apa kabar teman?

(^_^)

www.katobengke.com mengatakan...

wah kayaknya kamu nih salah satu pecinta hari valentine yah.....

Anonim mengatakan...

kasih sayang ngga harus di hari Valentine.... hari2 lain juga malah bisa... n malah lebih bagus lagi...

Anonim mengatakan...

oh iya.. ada awards nih.. di jmput ya..??

Anonim mengatakan...

betul mas, ikutan trend tapi ra mudeng ya malah lucu..
aku ada posting cinta tapi ndak nyebut valentine hehe nylamur sbgmn mas arif yg pasang love cloud..(oya awan cintanya apik tenan, love it!)

budi maryono mengatakan...

Kasih sayang kucurahkan tiap hari dan kuteriam tiap detik...

goresan pena mengatakan...

hehe... everyday..is a valentines day...setuju nggak mas??

setuju aja...kan dari tulisan mas arif, kesannya begitu...

tapi, valentines ini...saya pengen beli beberapa tangkau mawar untuk saya pajang di rumah...

eh, tapi..kenapa harus pas valentine yah? kenapa nggak hari ini aja? mumpung harga mawar belum naik...hehe...lagi-lagi...latah valentine...hayoo...ada yang berniat beli mawar juga nggak?apa mau ngasih mawar? heheheh....

Anonim mengatakan...

rief, pas valentine ajak bini dinner di luar rumah. gandengan berdua sambil colak-colek kan mesra banget tuh. jangan lupa bikinin puisi cintah yg ada menjangan loncat2 ituh....bwahahahahahaw *sungkem*

Anonim mengatakan...

Kalo semua orang didunia ini mengikuti Mas...(tak suka tren),alangkah sepi dan seram dunia ini.. uuuhhh...!!
TAK SUKA TREN.. OMONG KOSONG!!!

Anonim mengatakan...

kali ini sy setuju banget kang. palagi bnyak yg mengartikan bhw valentinan itu identik dg sun sunan atau ngamar dg pacar.

pacarku aja males diajak keluar pas valentin tp lbh milih nonton dvd sm adeknya, whahaha

Anonim mengatakan...

kl jenengan bilang omong kosong, sy malah "persetan".

palentinan itu abege banget. yg pnting bg sy piye carane nyari duit supaya terus maem dan bs bayar kos

Anonim mengatakan...

wbhuwhahwhawkakak ... -- aku ngakak tenan --. masih mau nulis kayak ginian kang? Sampah euy! reputasi anda terganggu karenanya bhwhahuwhuahuahua ...