Search

31 Jul 2008

Terkapar


Mengapa begitu sulit bersenggama dengan awan? Telah kuhalau kokok ayam, gonggong anjing, riuh nyamuk, dan segala sesap penat, tetapi tak juga muncul kata-kata.


Jam telah menukik ke sudut subuh. Rokok saling bertindih dengan tembakau yang raib menjadi asap di kubang asbak. Dimana kau sembunyikan secawan kopi? Kemana sapu terbang tatkala aku membutuhkan?


Otakku berhamburan di meja, di beranda, di jendela, di kabel telepon, di lampu merkuri. Benakku berkelana dan tak mampu mengeja. Kepalaku larut dalam air keruh selokan. Jiwaku melayang-layang dihempas dan dijilat setan.


Mengapa begitu susah mendaki pelana? Telah kubeli kuda paling troya, menyembelih beruang kutub dan rusa, tetapi layar komputer seperti bilik kulkas yang membeku, seperti penari perut yang meliuk dengan pusar menganga namun susah dijamah.


Malam telah rebah. Pagi datang dengan gersang. Otakku mampat dan tersumbat. Jiwaku piatu dan tak jelas apa yang tengah kutunggu ...

3 komentar:

Anonim mengatakan...

waduh lagi musim puitis, maklum dekat agustusan...

Enno mengatakan...

gloomy juga ya.... jadi gak ada yg bisa menghiburku neh :(

Anonim mengatakan...

sabar kang, ide memang kadang suka sembunyi.