Search

4 Jul 2008

Titanic


MEMBANGUN kapal diperlukan pemikiran mendalam mengenai keseimbangan bagian haluan dan buritan. Bagaimana sistem hidrolik yang sempurna di kemudinya, konsep pembuangan air, akurasi kompas, kekuatan jangkar dan kipas pendorong, dan seterusnya.


Kapal Titanic sudah memenuhi syarat itu. Ia memiliki kecepatan yang tak bisa dibayangkan pada masanya. Interior pun dibentuk sedemikian rupa sehingga siapapun di dalamnya merasa seperti di surga.


Persoalannya, pendiri kapal ini tak pernah memikirkan kekuatan lain yang sewaktu-waktu mampu memporak-porandakan teknologi, yakni kekuatan Tuhan. Mereka pongah dan menyombongkan diri. Mereka tidak fokus pada hal-hal penting (meski tampaknya remeh), sehingga melalaikan tugas-tugasnya untuk memelihara. Mereka mendirikan kapal dengan hanya membawa konsep "yang penting jalan dulu", soal lain-lain "nanti kita pikir sambil jalan".


Mereka lupa bahwa rumahtangga harus diraba dengan cinta, didorong turbin kasih sayang, disengat semangat malaikat.


Titanic pun menghantam karang, pecah berantakan, dan remuk redam, lalu karam. Kapal yang malang, kapal yang tergradasi ambisi pribadi, kapal yang dibangun bukan dengan kesadaran bakal timbulnya celaka karena hanya dikonsepi perhitungan angka-angka.


Saat ini, saya tengah menumpang kapal Titanic itu ...

5 komentar:

Anonim mengatakan...

maksute opo kie...
marai cemas ae...
:( :( :(

Anonim mengatakan...

he eh...
wis durung diangkat2...
mosok wis arep ambrug...
kapan rabine...

Anonim mengatakan...

ye ialah.. bertahan bang...
kalu pun kandas, bukankah masih ada sekoci.
dari sekoci itu pindah lagi ke kapal yang lebih besar dan tanggunh dengan tak ada kepongahan..

Anonim mengatakan...

sedih ya bang kalo naek kapal titanic. tapi pasti tar ada kapal lain yang siap dinaiki, meski cuma segede sekoci :)

Meita Win mengatakan...

santaiii...
hidup sudah ribet, Mas
Jangan mikir yang malah bikin ribet
:)