Search

2 Jul 2008

Mati Rasa


Bangun tidur tadi saya dihantui ketakutan yang aneh. Saya takut tak bisa marah-marah lagi, tak mampu menyumpah serapah lagi, tak bisa lagi memaki-maki.


Selama bulan Juni, saya sibuk marah. Marah pada perusahaan, pada anak-istri, pada supir angkot, tukang becak, teman-teman, tetangga, bahkan pada cecak yang kurang ajar menjatuhi saya tahi.


Hampir seluruh energi saya muntahkan untuk marah. Di antrean bensin, saya menggedor pintu angkot karena menyerobot. Di warung saya mendamprat mbak berjilbab karena mendahulukan pembeli lain. Di kantor saya nyaris membanting laptop gara-gara koneksi internet naik turun.


Amarah menjadi sahabat dekat. Iblis berdansa di sekitar saya. Setan-setan mengutuk.


Saya berdiri di depan cermin suatu pagi, mencari-cari jati diri. Sebagian wajah saya berlumur darah dengan taring-taring yang sangat runcing. Sebelah mata saya membelalak merah mirip Lucifer, rajanya setan, dengan dua sayap tumbuh di punggung.


Saya mematung di depan kaca, pagi tadi, menelusuri di mana saya berada. Gelombang lautan menabrak saya tiba-tiba. Melontarkan saya ke api yang mengamuk, menjilati hati dan pikiran saya, mengkerutkan tubuh saya menjadi arang, dan kini tinggal bau gosong yang mengepul.


Mendapati saya sedang demam, pagi tadi, saya mendadak mati rasa ...

10 komentar:

Anonim mengatakan...

kebalikannya dg gw mas, selama sebulan kmrn ga bisa marah sama sekali. ky abis minum obat penenang gt, pdhl saban pagi cuman minum kopi,

hihihihihi ...

Anonim mengatakan...

hidup itu indah kang, tp marah juga indah. Coba kita ga bs marah, pasti masuk rumah sakit jiwa juga, hwahaha

Anonim mengatakan...

mendingan energinya untuk menulis novel bos. bukankah libido anda sedang tinggi utk menulis karya sastra?

Anonim mengatakan...

pantesan sering uring2an. peace ya mas

Anonim mengatakan...

saya juga merasakan seperti sampeyan mas..
saat mengaca, mendadak kepala saya berubah jadi kepala anjing. lidahku menjulur sambil menetes liur.
Bah, jadi inget cerpennya kang Seno. Wongasu..

apa sekarang aku berubah jadi wong asu??

Arief Firhanusa mengatakan...

@blue
aku ngakak berat membaca dirimu jadi wong asu. Bukankah sejak dulu memang asu blue? bhuwhahwhahaha

Anonim mengatakan...

Ah kau ini bang...

yakin diriku sejak dulu asu..??
emang sampeyan ngeliat aku menjilati kelaminku sendiri?

Anonim mengatakan...

......dalam rahim ibuku tidak pernah ada anjing!!!
-afrizal malna-

Meita Win mengatakan...

bwahahahha...aku ngakak baca komentar suhu dan murid diatas..

hahahaha....lucu banged!
Terbayang blue menjilati kelamin sendiri...bwahakakakaka..

Anonim mengatakan...

aku njaluk royalti ae lah...
wong moco gek entis koq wis metu komentare...
opo aku wong sekti yoo...
wekekekekekekek...