28 Mei 2009

IBU


TIAP Kamis, selalu paras Ibu melayang-layang di depan mata. Ada rindu untuk mendekap dan menghirup keringatnya.

Tradisi keluarga kami berziarah di makam leluhur tak pernah luntur. Sudah lebih lima kali saya melewatkannya: tak melafalkan doa-doa di atas makam Bunda pada Kamis petang. Dan saya menuai akibat buruk: ia menyusup ke alam mimpi saya, menggapai-nggapaikan tangan pertanda ingin disambangi.

Bapak tak memiliki hati singa seperti Ibu. Itu sebabnya saya mencintai Bapak tapi seraya bertanya-tanya, mengapa belasan tahun menikahi Ibu tetapi ia tak sekokoh istrinya, melainkan malah rapuh dan melepuh.

Saya tak memperoleh surga tatkala Bapak menikahi Emi, perempuan Ambarawa, Jawa Tengah, setelah Ibu meninggal. Bukan lantaran Emi nyinyir, tetapi karena Bapak tergesa menceraikannya sebelum sempat ia menabur kasih sayang kepada kami, saya dan tiga adik saya.

Lalu juga tak mendapat apa-apa ketika Bapak meminang Endang, janda tanpa anak asal Demak (juga Jawa Tengah). Endang berkompromi dengan adagium "ibu tiri tak semenarik ibu kandung". Ia bawel dan setengah hati. Mungkin ia menyayangi Bapak, tapi tidak untuk anak-anak (tiri)-nya.

Sebab itu Ibu tetap nomor satu di mata saya (dan tentu adik-adik saya), kendatipun secara fisik saya (berusaha) menghormati Bu Endang. Indah dan Eni, dua adik perempuan saya, memperlihatkan rasa tidak suka saban bertemu Bu Endang, tapi saya tidak.

Saya sangat menyayangi Ibu, walau dulu tanpa iba memangkas paksa rambut saya yang gondrong sebahu. Saya mencintainya meski mestinya saya marah karena pernah diminta memutuskan Retno, pacar saya semasa kuliah, gara-gara Retno kurang sopan saat makan.

Saya amat mencintainya, dan ingin mewarisi kekuatan macan itu. "Macan" yang dikuntit ratusan orang dengan genang airmata, ketika ambulan yang mengangkut jasadnya dari Rumah Sakit Telogorejo, Semarang, memasuki kampung, tahun 1992 ...

16 komentar:

  1. ibuku bikin gudeg minggu kemaren. babab yg SMSin supaya aku pulang. sampe sabtu malem nggak ada kabar, icha yg akhirnya nelpon. kalimat pembukanya khas: "Elu masih mau diaku anak ama ortu lu? PULANG!"
    tapi ya... tetep sih. kalo lagi asik mah ga bakal inget. hihi.

    BalasHapus
  2. Salam buat bapak ya AF, dan dirimu mirip siapakah?

    BalasHapus
  3. Nice Mas, cara indah mengenang ibunda. Suami saya barusan kehilangan ibundanya, kemaren...kami lagi berduka...Pelajaran berharga untuk makin mencintai Ibunda saya, YangTi...
    yangTi...I love U...

    BalasHapus
  4. sosok bunda yang tegar tidak pantang menyerah meski segudang masalah menghadangnya itu gambaran ibu saya dan aku jadi kangen berat sama beliaunya krn thn 2002 beliau erpulang ke Rahmattullah, semoga amal kebaikannya diterima Allah SWT amien...

    BalasHapus
  5. KAngen ibu dirumah. Pengen menyibak ilalang dan berlari pulang kerumah...

    *komenku lebay ik..*

    BalasHapus
  6. beberapa bulan ini lenggah di rumahku....ingin rasanya beliau berlama-lama bersama kami...

    BalasHapus
  7. BUNDA
    (Melly)

    Kubuka album biru
    Penuh debu dan usang
    Ku pandangi semua gambar diri
    Kecil bersih belum ternoda

    Pikirkupun melayang
    Dahulu penuh kasih
    Teringat semua cerita orang
    Tentang riwayatku

    Reff:
    Kata mereka diriku slalu dimanja
    Kata mereka diriku slalu dtimang

    Nada nada yang indah
    Slalu terurai darinya
    Tangisan nakal dari bibirku
    Takkan jadi deritanya

    Tangan halus dan suci

    Tlah mengangkat diri ini
    Jiwa raga dan seluruh hidup
    Rela dia berikan

    Back to reff

    Oh bunda ada dan tiada dirimu
    Kan slalu ada di dalam hatiku

    BalasHapus
  8. ah, aku jadi kangen orang tua deh. bisa mudik kapan ya?

    EM

    BalasHapus
  9. Berbagi dengan:

    @The Bitch Pito
    Bengal ada ujungnya, Pie. Ibu itu pepohonan teduh yang menyuapi kita percik kedamaian.

    @G
    Saya pengin mirip Ibu saja, G :)

    @Sekar Lawu
    Ikut berbelasungkawa, Mbak, semoga arwah beliau diterima di sisi Allah SWT sesuai amal perbuatannya di dunia. Amin.

    @Lintang
    Saya turut berdoa untuk beliau, Mbak. Semoga yang ditinggalkan mendapat berkah berlimpah, dan sabar.

    @Blue
    Pulanglah, Blue, Bawalah problem dari ibukota, lalu mintalah beliau mengurai benang kusutnya. Itu kalau ada.

    @Ernut
    Emang Bunda kemana, Mbak?

    @Gladiol
    Thanks lirik lagunya.

    @Mbak Imelda
    Ayolah balik kampung, Mbak, barang sebentar.

    BalasHapus
  10. Jadi ingat "puisi" Teguh Karya dalam film Ibunda. Begini (kalau tak salah) bunyinya: Ibu, buku yang telah habis kaubaca, baru kubuka pada halaman pertama....

    BalasHapus
  11. aku absen, gak komen tentang tulisan ini, boss.

    BalasHapus
  12. Anonim1/6/09

    Ibu...?
    ya, dia amat sangat mulia di mata saya, karena telah merelakan rahimnya untuk saya tumpangi dan memberikan air susunya untuk menghidupi saya...

    tapi, ayah juga sangat mulia di mata saya, karena telah merelakan bahunya untuk saya sandari dan membiarkan keringatnya menetes deras demi menghidupi saya...

    ibu, surga ada di telapak kakimu
    ayah, suraga ada di pundakmu

    BalasHapus
  13. "ribuan kilo.. jalan yang kutempuh, lewati rintang untuk aku anakmu..
    ibuku sayang, masih terus terbayang..."

    iwan fals :ibu

    BalasHapus
  14. kalau mengamati selalu ramainya rumah mas arief disini, rasanya pun mas arief mewakili "macan"nya bunda....disukai banyak orang !!!

    pernah ada yang bilang, kehilangan ibu bagaikan kehilangan rambu2 hidup....in certain stage, i feel this,...namun yang jelas, seringkali saat mereka ada, kita sering tak peduli, just take them for granted,...baru setelah pergi, kita merindukan mereka....:(

    BalasHapus
  15. Ibu saya jg telah tiada, tetapi alhamdulillah papa saya setia, jd sampe skrg blm nikah lagi...
    Sabar ya mas.. semoga tdk nuruni kebiasaan Bapak nya mas Arif.. hehehe

    BalasHapus
  16. Berbagi dengan:

    @Bulan Luka
    Makasih Mas Budi mengingatkan pada sepenggal puisi ngujiwat itu.

    @Goenoeng
    Ada apa gerangan Mas? Sepertinya Anda tengah menjewer saya :)

    @Surauinyaik
    Uda, makasih telah berkunjung. Komentar Anda sangat menyentuh.

    @Goresan Pena
    Aku juga suka lagu itu Hes, mari kapan2 kita dengarkan bersama.

    @Lia Marpaung
    Macan ompong, Lia, belum tumbuh gigi. Tapi, makasih ya karena kau selalu memotivasi.

    @Embun Pagi
    Hehehehe, alinea kedua itu loh, menyengat! Tapi makasih.

    BalasHapus

Silakan mengomentari