10 Mei 2009

FRAGMEN TENTANG STRAWBERRY


Bukankah kau Diana Ross tatkala menyanyikan When You Tell Me That You Love Me? Bukankah kau peri berhati strawberry?

***

AKAN
kukisahkan kepadamu tentang seorang perempuan muda dengan pijar mata kerlip bintang. Ia hanyalah pekerja biasa, mengais rejeki dari sebuah kantor kecil, dan lugu.

Tangannya mengibas hujan yang melolong sepanjang hari. Di sudut gang itu ia melemparkan senyum. Senyum yang ranum. Mengingatkanku pada Winona Ryder dalam Autumn in New York.

"Kemana kita?" Tanyanya.

"Ke sebuah tempat yang pasti kamu suka."

"Jangan ke sebuah kolam yang melulu berisi ikan koi, ya, aku bosan warna merah belang-belang," kerlingnya.

Tak seberapa lama, kami telah duduk di sebuah kafe. Mata kami bersirobok. Mata-mata yang saling berbicara. Tahukah kau, dua tahi lalat di bawah kedua matanya seperti api unggun di depan tenda tatkala kita sedang meniti malam bersama dua cangkir kopi untuk menepis gigil. Aku terkesiap menyadari keindahan tak cuma hadir dari pementasan balet Rusia, atau dari mawar jingga di bawah jendela.

Kami tak banyak membicarakan berbagai hal, karena jemari kami telah menciptakan riuh. Ia menyeruput lemon hangat lewat tangan yang mengayun ringan seperti penari bali. Bibir gelas menyelinap ke bibirnya dengan takzim, lalu percik air mengalir lembut melewati tenggorokannya dengan khidmat, menciptakan ruas-ruas menawan di lehernya yang putih. Tanganku bergetar ...

"Warna apa yang kau suka?" Tanyaku.

"Ungu."

"Mengapa ungu?"

"Karena ada sifat tegas di balik sebuah kelembutan. Kau sendiri?"

"Biru."

"Mengapa biru?"

"Karena laut dan langit saling bersitatap dengan rona yang sama, seolah saudara kembar saling menjaga satu sama lain."

Ia tersenyum, senyum yang kesekian belas, mengayunkan jantungku seperti ketika kita meluncur dalam jetcoaster. Ah, mengapa hatiku menjadi pipih begini?

"Kau bisa menyanyi?" Tanyanya tiba-tiba.

"Tak banyak yang aku bisa."

"Ayolah, menyanyi apa saja. Pasti aku suka mendengarnya."

Aku tak bisa mengelak. Membiarkannya kecewa berarti mengijinkanku melepas sesuatu yang berharga. Lalu aku menggumamkan Immortality, lagunya Celine Dion. Ia bertopang dagu dalam senyum menggelembung. Mripatnya berkejap-kejap. Pipinya berbinar-binar.

Immortality
There is a vision and a fire in me

I keep the memory of you and me, inside
And we don't say goodbye

We don't say goodbye

With all my love for you

And what else we may do

We don't say, goodbye ...


Lalu sesuatu yang tak kuduga terjadi. Airmatanya meleleh. Sontak aku berhenti menyanyi. Kuteliti wajahnya. "Mengapa menangis?"

Ia menghela napas, menyeka bulir airmata, dan mengucapkan sesuatu yang tak kusangka-sangka.

"Aku sedang menunggu Raka, pacarku. Sore ini ia berjanji datang ke sini, ke kafe ini. Immortality suka kami nyanyikan di teras rumah. Ia yang memetik gitar ... "

7 komentar:

  1. Hmm... saya tuh lebih suka: Angel-nya Sarah Mclachlan:

    Spend all your time waiting
    For that second chance
    For a break that would make it okay
    There's always some reason
    To feel not good enough
    And it's hard at the end of the day

    I need some distraction
    Oh beautiful release
    Memories seep from my veins
    Let me be empty
    Oh and weightless and maybe
    I'll find some peace tonight

    In the arms of the angel
    Fly away from here
    From this dark cold hotel room
    And the endlessness that you fear

    You are pulled from the wreckage
    Of your silent reverie
    You're in the arms of the angel
    May you find some comfort here

    So tired of the straight line
    And everywhere you turn
    There's vultures and thieves at your back
    The storm keeps on twisting
    Keep on building the lies
    That you make up for all that you lack

    It don't make no difference
    Escaping one last time
    It's easier to believe
    In this sweet madness
    Oh this glorious sadness
    That brings me to my knees

    In the arms of the angel
    Fly away from here
    From this dark cold hotel room
    And the endlessness that you fear

    You are pulled from the wreckage
    Of your silent reverie
    You're in the arms of the angel
    May you find some comfort here

    You're in the arms of the angel
    May you find some comfort here.

    (^__^)

    Looooooveeee that song so much!

    BalasHapus
  2. Anonim11/5/09

    @Mbak G:
    Lahlan's Arms of the Angel adalah sontrek bencana ke-3 setelah Berita kepada Kawan (bener ga judulnya?) Ebiet G Ade dan You Raise Me Up-nya Josh Grobogan. hehe.

    @om2 ganteng yg punya blog:
    celine dion menang di lirik ama sengau doank. apalagi pas bawa lagu itu bareng Bee Gees.
    udah pernah denger Last Legal Drug-nya KoRn? saru sih. tapi keren musiknya. ini reffnya:

    So please, When you die could you scream?
    Mercy, Mercy for you and me
    Its true What they say, fucking for
    Love might be the last legal drug
    So please, When you cry let it flow
    I might, Make you stay, let you go
    It's true, What they say, fucking for
    Love might be the last legal drug

    ga kebayang ada orang pacaran yg lagu kenanyannya KoRn. hihihi.

    BalasHapus
  3. aku kok seneng banget baca tulisan ini ta, mas. suwer...
    dan kesan yang kudapat nggak seperti di tulisan2 mas Arief yang lain. embuh apa dan dimana, tapi... begitulah...

    ngomong2, ada nggak ya, yang punya lagu kenangan 'sewu kutha'-nya DK ? :D

    BalasHapus
  4. aku lali takon.
    kenapa stroberi? stroberi tu ga enak. kecut. mo semanis apapun tetep aja rasanya kek ketek blom mandi. cuma bagus di warna.

    mending kembang gula kapas. sederhana, pink, fluffy, menyenangkan, empuk, gede, tapi pas ditepuk jadi kecil. itu kesanku pas 'baca' si cewek cengeng itu.

    ya, ya. frustasi karna ga bisa tidur hampir dua hari bisa bikin pito kurang ajar.

    BalasHapus
  5. tulisan ini asyyyiiikkkk....
    bener kata mas goe..beda banget ama yang lain..yang ini lebih apa yah...hem..hem...(akh..tak bisa ditulis..:D)

    pertama, untunglah, tangannya yang seperti penari bali, kebayang kan kalau matanya...hihi...

    kedua...ooouuuwww... kenapa harus bawa2 mawar? jingga lagi???
    hem.. (gigit jari..)

    BalasHapus
  6. oalah...tibake kok ngenteni Raka...

    BalasHapus
  7. Anonim22/5/09

    pacarku yg pertama senengnya nggitarin aku nyanyi Honestly-nya Harem Scarem. pokoknya kalo fals dikit diulang ampe perfect. gitu terus tiap dateng. ampe bosen. abis itu ganti To Be With You-ne Mr. Big atau sequel More Than Words lanjut Love of My Live-nya Extreme. kadang diseling Indonesia Raya atau Gugur Bunga versi akustik. and i could only sit still dengerin petikan gitarnya yg belissimo! damn, he's good! entah kemana anak itu sekarang.

    pacarku yg terakhir seneng Spirit Carries On-nya Dream Theater atau Tomorrow, Europe. egois. untuk Tomorrow, maunya nggitar sendiri, nyanyi sendiri. jare nek dia bawa itu, tandanya lagi 'ngobrol' sama hatiku. arep ngejak rabi tur gak wani. haha! sekali waktu dia pernah nyanyi sampek nangis. ketoke ngerti nek bakal tak pegat. cengeng!

    sekarang nggak punya pacar tapi punya tukang nggitar tetap di angkringan free hotspot tempat kami nongkrong. jadi kalo liriknya ga apal tinggal gugling. hail google! tapi sayang, gitarnya nggak sejago pacar2ku dulu.

    errr... mau brem bali? temenku baru nyampe tadi pagi, bawa oleh2 ini. asik juga garap detlen sambil mabuk. orang2 mabuk itu dijauhin setan, you know. soale jujur dan semaunya sendiri, nggak gampang dihasut. jadi, harap dimaklumi.

    oiya..

    HETRIK!!!

    BalasHapus

Silakan mengomentari